25.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaBerita UtamaTak Terpengaruh El Nino, 1.500 Hektare Lahan Pertanian di Lobar Sudah Siap...

Tak Terpengaruh El Nino, 1.500 Hektare Lahan Pertanian di Lobar Sudah Siap Panen

Lombok Barat (Inside Lombok) – Sekitar 1.500 hektare lahan pertanian di Lombok Barat (Lobar) sudah siap panen di Oktober 2023 ini. Bahkan para petani di kawasan Tanak Beak, Narmada justru masih bisa panen empat kali dalam setahun, meski tahun ini NTB mendapat rintangan berupa kemarau panjang akibat dampak El Nino yang menyebabkan kekeringan di berbagai wilayah.

Atas panen yang akan dilakukan di Lobar, Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi mengapresiasi sistem dan pola tanam para petani di kabupaten tersebut. “Alhamdulillah pelungguh (para petani di Tanak Beak, Narmada) dalam setahun bisa empat kali (panen), luar biasa. Ini patut kita syukuri,” ujarnya, Selasa (24/10/2023).

Hasil panen raya di Lobar pun akan langsung dilaporkan ke Kemendagri. Karena di saat daerah lain terbantu dengan beras impor, NTB justru satu-satunya daerah yang diakui sebagai provinsi yang belum dimasuki beras impor.

“Ini tentu berkat kerja keras para petani dan juga pemerintah yang mengawal. Kemudian pola tanam dan bibit yang unggul, kemudian bantuan sarana dan prasarana. Saya sebagai perwakilan pemerintah di NTB mengucapkan terima kasih,” ujarnya.

Berkat kerja keras tersebut, NTB disebutnya bisa tetap menjadi daerah lumbung pangan nasional. Gita pun menjamin ketersediaan beras untuk masyarakat NTB selama lima bulan ke depan masih aman. “Alhamdulillah petani dapat memanfaatkan potensi kelebihan air ini, sehingga dapat bercocok tanam dengan sebaik-baiknya,” lanjutnya.

Lebih jauh, Kadis Pertanian Lobar, Lalu Winengan bersyukur berkat kerja keras para petani dan penyuluh, Lobar pun bisa tetap panen walau dalam ancaman kekeringan. “Di saat El Nino, orang (daerah lain) sedang susah, tidak ada bisa panen, tapi kecamatan Narmada ini alhamdulillah panen,” beber pria berkepala plontos ini.

Dijelaskan, wilayah Desa Tanak Beak saja memiliki 150 hektare lahan yang siap panen. Khusus untuk kegiatan panen raya yang dilakukan Selasa kemarin, luas lahan yang akan dipanen mencapai 94 hektare, dengan hasil sekitar 6 ton per hektare.

Winengan pun kembali menegaskan dukungannya supaya harga beras atau gabah yang dijual oleh para petani harus mahal. Namun terkait dengan bagaimana beras yang dijual ke masyarakat bisa terjangkau, di situ lah tugas negara untuk memberikan subsidi pangan.

“Harga beras (dari petani) itu harus mahal dan untuk menjaga inflasi maka negara bertanggung jawab untuk mengadakan subsidi pangan. Di mana negara membeli gabah di panen raya dengan harga mahal, dijual ke rakyat murah,” terangnya.

Ia pun mengapresiasi kerja keras para pihak di sektor pertanian, terutama para petani. Karena di tengah cuaca ekstrem ini, mereka dapat tetap bercocok tanam dengan baik.

“Di saat orang (daerah lain) takut dengan El Nino, tapi kita di Lombok Barat tetap panen. Alhamdulillah harus kita bersyukur kepada Allah,” pungkas Winengan.

Ditemui dalam panen raya itu, salah seorang petani, Zulkifli menuturkan keberhasilan panen raya ini juga tak terlepas dari insting para petani dalam mengatur pola dan ritme tanam. Supaya dapat bergiliran air dengan desa-desa lainnya di wilayah Kecamatan Narmada agar tidak terjadi rebutan yang berpotensi menyebabkan gagal panen.

“Teorinya di sini, airnya saat ini tidak kita ambil serentak. Sekarang saat kita (Tanak Beak) panen, dari Peninjoan sampai Keru sekarang mulai menanam. Nah besok setelah mereka mulai memupuk, kita di sini mulai membajak. Itu yang bikin gak kesulitan air,” tandas Zulkifli. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer