25.5 C
Mataram
Senin, 1 Juli 2024
BerandaBerita UtamaTanggapi Dugaan Penganiayaan Santriwati, Al Aziziyah Sebut Tidak Ada Kekerasan di Pondok

Tanggapi Dugaan Penganiayaan Santriwati, Al Aziziyah Sebut Tidak Ada Kekerasan di Pondok

Lombok Barat (Inside Lombok) – Santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Aziziyah, Gunungsari, Lombok Barat (Lobar) inisial NI diduga menjadi korban penganiayaan hingga menjalani perawatan medis. Penyelidikan atas kasus itu pun terus dilakukan, termasuk oleh pihak pondok, di mana pengurus ponpes pun menyatakan akan mengambil tindakan tegas jika tindak kekerasan itu benar-benar terjadi.

Kuasa Hukum Ponpes Al Aziziyah, Herman Soerenggana menerangkan pihaknya telah menyelidiki dugaan pemukulan dengan balok kayu atau bambu yang dialami NI. Hal itu sangat disayangkan oleh pihak ponpes jika memang benar terjadi. Namun setelah dilakukan pengecekan di lingkungan ponpes, diklaim tidak ada balok atau bambu yang ditemukan, seperti kabar yang beredar saat ini.

“Dari hasil pengecekan di sini tidak pernah ada keributan, pemukulan dan balok tidak pernah ada. Misalnya itu di luar kamar, tidak ada kami temukan dan kami menanyakan teman sekelasnya, ruangannya, teman tahfidznya dan bibi dapur. Tidak pernah ada kami temukan (Balok),” ujar Herman, Kamis (27/6).

Pihak ponpes juga disebutnya sudah mengecek CCTV untuk memastikan secara langsung peristiwa pemukulan. “Dari CCTV-nya normal, aktivitas biasa tidak ada pemukulan itu. Kalau ada pasti petugasnya melaporkan dan menginformasikan. Saya kira perlu di kita luruskan sama sama kita tabayun,” imbuhnya.

- Advertisement -

Selain itu, Herman menyebut pihaknya sudah beberapa kali datang menjenguk ke rumah sakit dan bertemu keluarga NI. “Orang tua santri bertanya, kenapa seperti ini? Kita jawab, kita sampaikan, ada benjolan seperti jerawat. Hal itu juga disampaikan oleh teman-temannya, tapi sekarang kita tidak bisa menyimpulkan sebab mana yang menyebabkan seperti itu (hingga dirawat dirumah sakit, Red),” ungkapnya.

Kendati, sebelum dijemput pihak keluarga hingga kini menjalani perawatan di rumah sakit, NI disebut sempat datang ke klinik di ponpes dan dari hasil rekam medis dokter di klinik tersebut ada keluhan seperti mag. Kemudian di 12 Juni 2024, pada sore hari NI ada keluhan demam dan benjolan di area wajah. “Sudah dikasih tahu sama temen-temennya jangan di tusuk (jerawat di hidung, Red), tapi masih aktivitas sorenya. Hanya saja malamnya mulai parah. Kemudian datang tim kesehatan cek,” tuturnya.

Lebih lanjut, dari pemeriksaan tim kesehatan memang ada lebam bengkak. Namun saat dikonfirmasi mengapa bisa sampai seperti itu, tidak ada jawaban diterima tim kesehatan di ponpes. “Karena itu kan masih sehat, masih bisa berbicara dan bahkan beberapa kali minta antar ke toilet sama temen-temennya, dan teman-temannya juga menyuapkan makan minum,” ucapnya.

Kemudian di 14 Juni 2024, sore harinya NI dijemput oleh keluarganya di mana yang menjemput informasinya ada pamannya. Bahkan pada saat dijemput, kondisi masih bisa berjalan meskipun keadaan demam dan benjolan seperti bisul atau jerawat masih ada.

“Kalau tidak salah 5 hari setelah itu kita dapat informasi bahwa santri kami ini dirawat di klinik di Labuhan Lombok, Lombok Timur. Datang lah utusan pondok untuk menjenguk dan berdasarkan kondisinya, kita masih belum bisa ketemu santri karena parah,” bebernya.

Namun dari pihak ponpes sendiri tidak berani menduga-duga apakah luka yang dialami NI karena benturan atau pukulan. Pasalnya di asrama disebutnya tidak ada terjadi pemukulan atau kekerasan lainnya. Jika ada pun maka dari pihak kepolisian juga bisa mencari.

“Kami membuka diri dan kami juga berkepentingan disini supaya tidak ada salah sangka kecurigaan ke pondok, nanti pondok ini dicurigai aneh-aneh, sekali lagi kita sangat sayang dengan anak pondok,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer