Lombok Timur (Inside Lombok) – Bupati Lombok Timur H.M. Sukiman Azmy mengapresiasi kinerja sejumlah OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait pencapaian target serapan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) semester pertama Tahun Anggaran 2021. Di mana beberapa OPD telah mencapai target serapan anggaran yaitu minimal 40 persen.
“Hanya beberapa OPD saja yang capaiannya masih di bawah 40 persen, seperti Dinas Perindustrian, Peternakan dan Kesehatan Hewan. Kami harap OPD ini bisa lebih meningkatkan kinerjanya,” beber Sukiman pada rapat koordinasi yang berlangsung Selasa (6/7).
Ia juga menyoroti besarnya perbedaan persentase realisasi belanja antara keuangan dan fisik pada sejumlah OPD. Di mana realisasi fisik lebih besar dari keuangan.
“Realisasi fisik harus lebih besar akan tetapi marginnya diharapkan tidak terlalu jauh,” imbuhnya
Dirinya menekankan, jika OPD sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan belum dapat mengunggah kontraknya, maka akan sangat merugikan karena tidak akan terealisasi sampai batas yang sudah ditentukan yakni 21 Juli mendatang.
“Kami harap agar para OPD bisa lebih serius lagi, sehingga tidak merugikan masyarakat dan kami harap juga H-3 seluruh data kontrak dapat dirampungkan,” katanya.
Sukiman mengajak seluruh pihak berkolaborasi untuk menemukan penyebab dan kendalanya untuk diatasi bersama. Inovas dan kreativitas juga harus ditunjukkan OPD untuk menggenjot realisasi. Dengan demikian pada triwulan ke-3 mendatang realisasi APBD TA 2021 tetap menunjukkan tern positif.
Sementara itu, Sekretaris Daerah H. Muhammad Juaini menekankan agar setiap OPD mengoptimalkan nilai uang yang ada hingga habis, sebab saat ini belanja Pemerintah menjadi pendorong perputaran ekonomi masyarakat.
“Kami harap semua OPD bisa mengoptimalkan nilai uang yang ada, karena saat ini pemerintah menjadi pendorong perputaran ekonomi,” ucapnya.
Kata dia, Berdasarkan data yang dipaparkan Kepala Bappeda realisasi pendapatan sampai dengan 2 Juli mencapai 46,07% atau senilai lebih dari Rp. 1,299 trilyun lebih. Hanya saja dari sisi belanja realisasinya masih berada di angka 39,15% atau senilai Rp. 1,221 trilyun lebih.