Lombok Timur (Inside Lombok) – Dalam rangka mengurangi angka kematian ibu dan bayi, Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Hati akan segera dibangun di Desa Dasan Lekong, Kecamatan Sukamulia, Kabupaten Lombok Timur.
Pemegang Saham RS Permata Hati, Dr. Jazuli Juwaini, Lc, MA mengatakan, Kabupaten Lotim terpilih menjadi lokasi pembangunan RS Permata Hati dikarenakan memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Ditunjang dengan angka persalinan ibu dan kelahiran anak yang tinggi, tentunya memiliki potensi resiko terhadap terjadinya peningkatan angka kematian ibu saat bersalin dan angka kematian bayi (AKI/AKB).
“Dengan RSIA Permata Hati ini, kita akan lebih banyak membantu masyarakat. Nantinya 70 persen bed pelayanan akan dikhususkan untuk kelas 3, dan tentunya akan bekerja sama dengan BPJS kesehatan agar setiap pasien tinggal datang ke rumah sakit tidak perlu memikirkan biaya, dengan standar pelayanan yang sama tanpa membedakan seperti halnya di RSIA Permata Hati Mataram,” ucapnya saat acara peletakan batu pertama RS Permata Hati Lotim, Senin (21/03).
Adapun pembangunan akan dilakukan untuk dua lantai dengan tanah yang cukup luas. Jumlah tempat tidur disiapkan lebih dari 54 unit, terdiri dari IGD, poliklinik, NICU, HCU, ICU, dan bed bersalin. Nantinya seiring perkembangan, RS akan diperluas lagi.
“Kita harap pembangunannya cepat selesai dan bisa melayani masyarakat dengan cepat,” pintanya.
Staf Ahli Gubernur NTB, Abdul Azis menyambut baik pembangunan RSIA Permata Hati di Lotim. Rencana tersebut diakui senada dengan program NTB Care yang salah satunya berfokus pada sektor kesehatan.
“Salah satu urusan yang dominan di NTB yakni urusan kesehatan, untuk itu kita di NTB menyambut baik pembangunan RSIA Permata Hati ini,” ungkapnya.
Bupati Lotim, H. M. Sukiman Azmy juga menyambut baik pembangunan rumah sakit tersebut. Menurutnya salah satu kunci peningkatan indeks pertumbuhan manusia (IPM) ialah terletak pada penurunan AKI/AKB.
“IPM kita saat ini sudah naik satu digit saja ke posisi 8 dari jumlah kabupaten/kota yang ada di NTB,” ungkapnya.
Diharapkan dengan adanya banyak fasilitas kesehatan, khususnya yang berfokus pada pelayanan ibu dan anak, maka AKI/AKB dapat ditekan sehingga IPM Lotim yang saat ini di posisi delapan bisa meningkat ke posisi lebih baik. “Kita harapkan tahun 2023 IPM kita bisa meningkat lagi, minimal lah di posisi tujuh,” pungkasnya. (den)