Lombok Barat (Inside Lombok) – Petani di Desa Badrain, Kecamatan Narmada, Lombok Barat bekerja sama dengan salah satu lembaga pertanian swasta asal Jepang. Dalam kolaborasi itu, para petani menerapkan semai tanam padi dengan menggunakan serbuk besi (iron powder).
Cara ini adalah bagian dari teknologi baru menanam padi dengan sistem tabela. Petani yang tergabung dalam Gapoktan Longkok Ketapang, menjalin kerja sama itu melalui Induk Koperasi Unit Desa (IKUD).
Apriagung Saputra sebagai perwakilan My Farm Jepang menjelaskan pola yang dilakukan yakni dengan mencampur bibit padi dengan bubuk besi dan campuran gipsum menjadi satu. Kemudian diaduk manual atau pun menggunakan molen dan mixer. Hasilnya dibiarkan berkarat hingga bibit menempel pada serbuk besinya.
“Prosesnya tiga hari dicampur hingga menunggu pengaratan atau coating dan roasting, baru disiram lima kali hingga bisa ditanam,” paparnya, Kamis (14/07/2022).
Kata dia, perbandingannya sebanyak 10 kilogram benih padi varietas unggul, ditambah 5 kilogram serbuk besi dan 750 gram gipsum. Di mana proses ini hanya membutuhkan waktu tiga hari hingga bisa ditanam.
Pola tanam baru dengan mengadopsi teknologi pertanian Jepang ini dinilai bisa memberi kemudahan dengan biaya yang relatif lebih murah. Cocok bagi petani yang memiliki lahan sempit dengan biaya yang minim. Sehingga bisa menekan biaya produksi pertanian yang semakin meningkat.
“Teknologi pertanian dengan serbuk besi ini relatif murah dan mampu menekan biaya semai tanam yang meningkat,” terang Apri.
Teknologi pertanian yang tergolong baru ini sebelumnya sudah diteliti oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), di Karangwang. Dari hasil itu, tidak ditemukan adanya residu yang dihasilkan oleh serbuk besi tersebut. Bahkan dinilai sangat baik bagi kontur tanah di Indonesia.
Lebih jauh, Putri Dewi, yang juga pendamping dari My Farm mengatakan teknologi jenis ini dapat membantu memangkas biaya tanam. Terutama di saat sekarang ini, diakuinya susah mencari penerus untuk bertani. Namun, dengan sistem ini dia menyebut, cukup hanya dengan beberapa orang petani saja untuk menggarap lahan satu hektare.
“Di tengah sulitnya pekerja pertanian, teknologi ini bisa hanya dikerjakan dua orang untuk satu hektare hamparan pertanian,” bebernya.
Sementara itu, petani sekaligus pembina KUD Narmada, H. Masnun menuturkan dalam kerja sama ini, Narmada dipilih sebagai percontohan teknologi baru semai tanam padi dengan serbuk besi tersebut. Sehingga ia berharap, kesempatan ini bisa dimanfaatkan betul oleh para petani.
Terlebih kata dia, hasil yang didapatkan jauh lebih tinggi, namun biaya yang dikeluarkan relatif lebih rendah. “Tempat kami ini satu hektare, kami coba dan nanti bisa dipergunakan oleh petani kita untuk meminimalisir gagal panen,” pungkasnya. (yud)