29.5 C
Mataram
Minggu, 19 Mei 2024
BerandaBerita UtamaTenggelam di Perairan Malaysia, Tiga Jenazah PMI Ilegal Disambut Histeris Keluarga

Tenggelam di Perairan Malaysia, Tiga Jenazah PMI Ilegal Disambut Histeris Keluarga

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Tiga jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Lombok Tengah yang tewas tenggelam di perairan Johor Malaysia akhirnya dipulangkan, Jumat (17/12/2021) sore. Kedatangan jenazah tersebut disambut isak tangis histeris keluarga.

Ke tiga jenazah itu yakni Nazarudin (36) dan Munaam (44), warga Desa Barabali Kecamatan Batukliang, serta Rahman (43), warga Desa Montong Terep Kecamatan Praya. “Ketiga jenazah tersebut merupakan korban tenggelam yang ditemukan terdampar di perairan timur semenanjung sekitar Mersing dan Tanjung Bedil, Johor pada Sabtu malam, 4 Desember 2021,” kata petugas Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Mataram, Cahyaning Widi saat mengawal kepulangan jenazah Munaam di Dusun Pondok Pande Desa Barabali.

Dijelaskan, sebenarnya ada empat jenazah dan dua orang selamat yang berada di sekitar lokasi kejadian. Para WNI tersebut diduga berusaha masuk ke Malaysia untuk bekerja secara ilegal. Setelah dilakukan identifikasi oleh pihak kepolisian dan tindakan post-mortem, sekaligus koordinasi dengan Disnakertrans Provinsi NTB, tiga jenazah dinyatakan berasal dari Lombok Tengah.

Sedangkan satu jenazah lainnya sampai saat ini masih dalam upaya identifikasi karena kondisi fisiknya yang telah rusak dengan wajah menghitam, dan tidak ditemukan dokumen maupun identitas lainnya.

- Advertisement -

“Dua WNI selamat bernama Zulkifli asal Lombok Timur dan Rasito asal Kebumen telah diamankan di Tahanan Imigrasi Setia Tropika, Johor,” katanya.

Keterangan dari WNI selamat, kapal yang ditumpangi menuju Malaysia sarat penumpang dan setelah mencapai sekitar 500 meter dari garis pantai, para penumpang dipaksa terjun ke laut untuk berenang menuju pantai.

Kondisi tersebut menyebabkan barang bawaan penumpang seperti dompet, paspor, handphone, dan sebagainya hilang. Tidak hanya itu, empat TKI bahkan tewas tenggelam.

Selanjutnya otoritas setempat akan memeriksa kedua WNI selamat dan melanjutkan proses pengadilannya sebelum dideportasi ke Indonesia.

Sementara itu, Kepala Desa Barabali, Lalu Ahmad Junaidi dalam kesempatan yang sama mengatakan, pemerintah desa dan juga pihak keluarga sangat menyesali kematian dua warga desa Barabali yang berniat mencari rezeki di negara Malaysia itu.

“Tapi yang namanya nasib mereka pulang dalam keadaan meninggal dunia. Keluarga juga sudah mengikhlaskan,” ujarnya.

Dia menuturkan, kepergian dua warganya itu ke Malaysia tanpa sepengetahuan pihak desa. Namun, sebelum berangkat, baik Munaam maupun Nazarudin sudah dilarang oleh keluarga. Karena saat ini, penempatan TKI ke Malaysia belum resmi dibuka.

Akan tetapi, himpitan ekonomi membuat kedua warga tersebut akhirnya nekat untuk berangkat secara ilegal. Meski diketahui bahwa keduanya memang sudah sering pulang pergi ke Malaysia. Bahkan, untuk Nazarudin baru beberapa bulan pulang dari Malaysia.

“Tapi karena di sini tidak ada yang dikerjakan katanya akhirnya memutuskan berangkat lagi. Sementara Pak Munaam informasi dari keluarga dia berangkat karena terlilit hutang Rp40 juta. Sehingga dia meminta keluarganya untuk mengikhlaskan keberangkatannya,” tuturnya.

Di satu sisi, dia mengakui kalau memang banyak warga desa Barabali yang bekerja ke luar negeri. Dari 15 ribu penduduk desa tersebut, tiga ribuan di antaranya bekerja di luar negeri. “Ada yang ke Malaysia, Arab Saudi, Singapura,” katanya.

Akan tetapi, dia menekankan agar warga berangkat secara resmi untuk menghindari besarnya risiko yang akan dialami warga kalau berangkat secara ilegal. Ke depan, pihaknya memprogramkan pelatihan bahasa Korea dan bahasa Inggris untuk mengasah keterampilan bahasa warga yang ingin berangkat bekerja ke luar negeri. “Untuk mencegah TKI ilegal program kami ini,” katanya. (irs)

- Advertisement -

Berita Populer