28.5 C
Mataram
Sabtu, 12 Oktober 2024
BerandaBerita UtamaTersisa Satu Perusahaan Pembudidaya Mutiara yang Masih Eksis di NTB

Tersisa Satu Perusahaan Pembudidaya Mutiara yang Masih Eksis di NTB

Mataram (Inside Lombok) – Perusahaan pembudidaya mutiara di NTB yang masih eksis hingga kini hanya satu, dari 37 perusahaan yang ada di 2004 lalu. Lantaran banyaknya perusahaan yang mati suri karena faktor finansial.

Kepala Bidang Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) NTB, Karim Marabessi menerangkan setelah dilakukan inventarisasi perusahaan-perusahaan pembudidaya mutiara yang sudah mendapatkan izin sebanyak 37 perusahaan, kini menjadi delapan perusahaan.

“Dari delapan perusahaan ini, kita telusuri lagi, ternyata hanya 1 perusahaan yang masih aktif, yaitu Autore. 7 perusahaan lainnya masih melakukan pemulihan untuk berproduksi,” ujar Karim, Rabu (1/3).

Diakui, budidaya mutiara membutuhkan modal tidak kecil. Apalagi di 2018 lalu terjadi gempa di Lombok, kemudian 2019 baru mulai pemulihan dihantam pandemi Covid-19 di 2020. Karena kondisi tersebut membuat dunia usaha nyaris lumpuh dan aktivitas ekonomi tidak bergerak. Sehingga beberapa perusahaan ini terdampak dengan kondisi tersebut.

- Advertisement -

“Permintaan mutiara menurun drastis seperti komoditas-komoditas lainnya. Hal itu mempengaruhi rencana kelanjutan budidaya mutiara dari perusahaan ini,” ungkapnya.

Tak hanya itu saja, perusahaan yang awalnya ingin melanjutkan kembali budidaya mutiaranya. Namun terbentur dengan aturan Undang-Undang Cipta Kerja, yang mana memperpanjang izin budidaya menjadi tinggi. Sehingga memberatkan bagi perusahaan yang baru saja memulai untuk kembali pulih.

“Banyak juga perusahaan pembudidaya mutiara ini berganti pemilik. Ini juga menjadi salah satu penyebabnya,” tuturnya.

Apalagi mutiara sudah menjadi branding, sudah menjadi ikon NTB. Karena dikenal dengan kualitas mutiara terbaik. Dengan hanya satu perusahaan pembudidaya, tentu menurutnya berpengaruh terhadap produksi mutiara Lombok, NTB. Jangan sampai produksi mutiara aslinya berkurang, dan mutiara-mutiara imitasi yang banyak di pasaran.

“Karena itu kita meminta dan mendorong kepada perusahaan-perusahaan pembudidaya mutiara masih mengantongi izin untuk melanjutkan kembali budidayanya. Karena potensi pasarnya dalam dan luar negeri sangat terbuka,” imbuhnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer