25.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaTidak Diekspor Lagi, NTB Akan Olah Sendiri Limbah Medis

Tidak Diekspor Lagi, NTB Akan Olah Sendiri Limbah Medis

Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansy, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah dan Dirjen Pengolahan Sampah, Limbah dan B3, Rosa Vivien Ratnawati saat mengunjungi pabrik limbah medis di Sekotong Lombok Barat Senin (13/9). (Inside Lombok/ist)

Mataram (Inside Lombok) – Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah meresmikan pabrik pemusnah limbah medis di Dusun Koal, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong Lombok Barat Senin (13/9). Dengan peresmian tersebut, saat ini NTB sudah memiliki pabrik pemusnah limbah medis B3 (bahan beracun dan berbahaya) sendiri.

Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PLB3), Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan, pabrik pemusnah limbah medis yang berada di Dusun Koal, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong Lombok Barat tersebut sudah memiliki izin. Sehingga bisa menerima limbah medis yang akan dimusnahkan. Karena selama ini sebagian besar limbah medis di NTB di kirim ke Jawa dan menggunakan jasa pemusnah limbah medis disana.

“Kementerian juga sudah menyiapkan anggaran khusus untuk operasional pengumpulan limbah selain bantuan tiga kendaraan operasional”, jelasnya diacara peresmian pabrik pengolah limbah Senin (13/9).

Disebutkan, kemampuan incinerator dapat mengolah limbah medis sebanyak 300 kg/jam dan beroperasi selama 24 jam. Selain itu ditambah lagi fasilitas pendingin (cold storage) yang dapat menyimpan limbah selama 90 hari sebelum diolahmusnahkan.

Pasalnya, selama pandemi Covid-19 ini jumlah limbah medis yang dihasilkan di NTB sebesar 295 kilogram sehari. “Semoga dengan hadirnya pabrik pengolah limbah B3 ini, semua limbah medis bisa diolah disini,” katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, M.Pd., menginginkan agar limbah medis di Provinsi NTB tidak lagi dikirim ke luar daerah. Melainkan diolah di dalam daerah.

Untuk bisa mengoperasikan dengan maksimal, Wagub mengakui bahwa terdapat beberapa kendala yang harus segera diselesaikan. “Kendalanya ketersediaan listrik, air, bahan bakar, sinyal komunikasi dan akses jalan yang akan diperbaiki,” sebut Wagub.

Wagub menargetkan limbah medis sebanyak 7,2 ton sehari bisa diolah di pabrik tersebut setelah seluruh fasilitas pendukung tadi terpenuhi.

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer