Mataram (Inside Lombok) – Perputaran uang di pasar rakyat selama tiga hari digelar di Kota Mataram mencapai Rp189 juta. Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida mengatakan meningkatnya perputaran uang selama tiga hari pelaksanaan pasar rakyat disebabkan karena harga yang diberikan kepada masyarakat jauh lebih murah.
Harga bapok yang dijual murah membuat masyarakat lebih banyak memenuhi kebutuhan pokok di pasar rakyat jika dibandingkan dengan berbelanja ke pasar tradisional atau retail modern. “Saya tanya juga mereka ramai berbelanja, katanya sih ini lebih murah,” ungkapnya, Jumat (10/3) pagi.
Dirincikan, pasar rakyat hari pertama di Kelurahan Pejeruk Ampenan, jumlah perputaran uang mencapai Rp60 juta. Selain itu di Lapangan Karang Genteng mencapai Rp70 juta dan di Kekalik mencapai Rp59-60 juta. “Kalau biasanya dulu tahun-tahun kemarin itu sampai Rp30 juta. Ini drastis kenaikannya,” kata Nida.
Ia menyebutkan, harga besar di pasar rakyat dijual Rp8.600 per kilogram (kg) untuk kualitas medium. Untuk harga minyak sebesar Rp14 ribu per kg, sedangkan di pasar tradisional mencapai Rp16-17 ribu per kg.
“Beras kan sudah ada penurunan. Tapi kalau di pasar tradisional itu Rp9 ribu-an tapi kalau di pasar rakyat itu lebih murah,” tegasnya.
Selama tiga hari pelaksanaan pasar rakyat di Kota Mataram, dua komoditas seperti minyak dan beras paling banyak diserbu oleh masyarakat. Namun menjelang bulan puasa Ramadan ini, beberapa kebutuhan lainnya juga menjadi incaran masyarakat seperti gula.
“Tepung, telur juga banyak dibeli. Kalau telur itu harganya Rp52-54 ribu per tray. Tapi kalau di pasar rakyat itu harganya Rp46 per tray ukurannya besar,” tutup Nida.
Sebagai informasi, pasar rakyat akan kembali digelar pada hari Selasa pekan depan. Adapun lokasinya yaitu Halmahera Rembiga. Pada hari Rabu (15/3) di Kantor Lurah Bertais dan terakhir pada hari Kamis (16/3) di Gudang Semen PPI Cakra Selatan. (azm)