Mataram (Inside Lombok) – Tim dokter forensik dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat mengambil rahim jenazah mahasiwi diduga korban gantung diri berinisial LNS.
Kasat Reskrim Polresta Mataram AKP Kadek Adi Budi Astawa di Mataram, Senin (03/08/2020) mengatakan, organ dari sistem reproduksinya diambil untuk diperiksa lebih lanjut.
“Jadi uterus, rahimnya, dibawa karena dokter tidak bisa simpulkan di tempat (autopsi di pemakaman),” katanya.
Alasan tim dokter mengambil rahim almarhum LNS, jelasnya, untuk mendalami dugaan awal yang muncul dari hasil olah TKP dan keterangan visum rumah sakit.
Dugaan tersebut masih berkaitan dengan kabar LNS yang meninggal dalam kondisi hamil. Bahkan dugaannya dikuatkan dengan temuan dokumen hasil pemeriksaan ultrasonografi (USG) milik LNS.
“Dugaan hamil ini dari keterangan dokter. Kita juga pegang bukti USG,” ujarnya.
Karena itu, Kadek Adi menegaskan bahwa pihaknya akan menunggu laporan keseluruhan hasil autopsi jenazah LNS. Jika ada petunjuk tambahan yang mengarah ke dugaan tersebut, pihaknya akan mendalami penyelidikan.
“Kalau ada dugaan itu, kita akan selidiki,” ucap dia.
Kemudian terkait dengan kabar LNS meninggal bukan karena gantung diri, melainkan dibunuh, Kadek Adi menyatakan bahwa pihaknya belum mendapat gambaran jelas. Namun dia memastikan dugaan itu masuk dalam rangkaian penyelidikan.
Salah satunya dengan meneliti rekaman CCTV milik tetangga depan TKP rumah tempat jenazah LNS ditemukan. Kadek Adi berharap dalam rekaman tersebut ada petunjuk yang dapat membantu pihaknya dalam mengungkap motif kematian LNS.
“Sudah kita amankan. Tapi masih kita teliti,” ujarnya.
Tim dokter forensik mengambil rahim almarhum LNS dari pelaksanaan autopsi jenazahnya yang berlangsung di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karang Medain, Kota Mataram.
Dengan dibantu tim dokter dari Universitas Mataram, proses autopsi jenazah selesai pada Senin siang, sekitar pukul 11.30 Wita.
Dalam prosesnya, makam mahasiswi yang baru diterima S2 di Fakultas Hukum Unram itu dibongkar. Sejumlah relawan dari mahasiswa Unram turut membantu.
Pihak keluarga didampingi kerabatnya dari Unram juga hadir dalam proses autopsinya di pemakaman. Kehadiran mereka sebagai bentuk dukungan terhadap kasus LNS yang diduga tewas karena dibunuh, bukan gantung diri.
LNS ditemukan tidak bernyawa pada Sabtu sore (25/7), sekitar pukul 16.30 Wita, di salah satu rumah yang ada di Perumahan Royal Mataram, kawasan Lingkar Selatan, Kota Mataram.
Jenazahnya ditemukan oleh seorang rekannya dengan kondisi tergantung seutas tali jemuran di ventilasi dalam rumah.
Rumah tempat jenazah LNS ditemukan belakangan diketahui milik seorang perwira Polri yang dihuni oleh anaknya bernama Rio.
Menurut kabarnya, Rio menjalin hubungan dengan almarhum LNS. Dalam kesehariannya, mereka kerap bertemu di rumah tersebut.