Mataram (Inside Lombok) – Tim gabungan yang terdiri atas petugas dari Dinas Perdagangan dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat melakukan penelusuran untuk mengetahui penyebab kelangkaan semen di provinsi tersebut.
“Penelusuran tersebut dilakukan karena ada informasi terjadi kelangkaan semen di pasaran. Kami ingin tahu apa penyebabnya,” kata Kepala Dinas Perdagangan NTB, Hj Putu Selly Andayani, selaku Ketua Tim Gabungan NTB, di Mataram Jumat.
Ia mengatakan penelusuran dimulai dengan melakukan inspeksi mendadak ke gudang penyimpanan semen merek tiga roda di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, dan mengecek aktivitas bongkar muat semen di dermaga PT Pelindo (Persero) III Cabang Lembar. Pengawasan dan pengecekan tersebut sudah dilakukan pada Kamis (5/9).
Informasi yang diperoleh dari pimpinan gudang penyimpanan semen tiga roda di Pelabuhan Lembar menyebutkan bahwa kelangkaan semen tiga roda disebabkan ada pemeliharaan mesin pabrik produksi di Tanjun, Kalimantan Selatan, yang berdampak pada jatah pasokan ke NTB. Namun hal itu bisa diatasi dengan pengisian di Citeurep, Jawa Barat.
Dalam kegiatan pengawasan tersebut, lanjut Selly, juga diperoleh informasi ada hambatan distribusi akibat kecilnya kapasitas bongkar pada pelabuhan barang di Pelabuhan Lembar.
“Kondisi tersebut disebabkan ada penambahan bongkar kapal muat orang sehingga berpengaruh pada bongkar muat barang terutama bongkar kapal pengangkut semen,” ujarnya.
Menurut dia, dermaga Pelindo juga sudah digunakan untuk menurunkan penumpang orang yang diangkut oleh kapal berukuran besar yang datang dari Surabaya, Jawa Timur, karena dermaga milik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Lembar, juga sudah padat.
“Permintaan semen merek tiga roda memang sedang tinggi saat ini. Kalau untuk semen curah tidak ada masalah karena kapal yang mengangkut semen merek Bosowa sedang parkir di dermaga. Mudah-mudahan, masalah bongkar muat tersebut segera bisa diatasi oleh pihak terkait,” katanya.
Ia juga menyebutkan stok semen merek tiga roda di Pulau Lombok saat ini sebanyak 36.000 ton per bulan yang dikirim lewat pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 20.000 ton dan dari Kalimantan 16.000 ton,
Sementara itu stok semen merek bosowa sebanyak 30.000 ton per bulan, terdiri atas 20.000 ton dalam kemasan dan 10.000 ton dalam bentuk curah. Proses distribusinya masih normal.
Untuk harga, kata Selly, pihaknya sedang melakukan pengecekan di tingkat distributor dan pengecer untuk mengetahui perbandingan harga. Pengecekan tersebut dilakukan bersama dengan Dinas Perdagangan Kabupaten dan kota.
“Tim tetap melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait ketika melakukan pemantauan harga dan stok dalam rangka stabilisasi harga semen agar tetap stabil,” katanya. (Ant)