31.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaTimbulkan Sampah, Karangan Bunga atau Terbangkan Balon Saat Event di NTB Perlu...

Timbulkan Sampah, Karangan Bunga atau Terbangkan Balon Saat Event di NTB Perlu Disetop

Mataram (Inside Lombok) – Setiap peringatan hari-hari besar, berita bahagia maupun duka, biasanya dipenuhi oleh ucapan dengan karangan bunga. Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menyebut hal itu berpotensi menimbulkan banyak sampah.
Karena itu, ia sudah mengeluarkan surat edaran bahwa tidak ada lagi penggunaan karangan bunga dalam event yang digelar di NTB.

“Karangan bunga sudah keluar surat edaran gubernur untuk di NTB ini sudah tidak boleh lagi pakai karangan bunga,” kata Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalillah, Jumat (10/2) pagi.

Ia mengatakan, karangan bunga yang dikirim biasanya menggunakan styrofoam. Padahal, salah satu jenis sampah plastik ini sangat sulit terurai dan membutuhkan waktu yang cukup lama. “Styrofoam ini bagaimana cara kita menguraikan itu bisa ratusan tahun terurai itu,” katanya.

Wagub menambahkan, selama ini berita duka maupun bahagia terutama di kalangan pemerintah daerah banyak menggunakan karang bunga sebagai salah satu bentuk ucapan. Namun selama ini, dampak yang dihasilkan dengan menggunakan karang tersebut belum terpikirkan. Padahal, setelah itu sampah menumpuk dan menjadi musibah.

“Setelah berita duka berita bahagia itu karangan bunga itu sepanjang mau dibawa ke mana. Itu sampah semua. Hanya sekadar dilihat, dan ‘oh ya, terima kasih’. Setelah itu jadi sampah,” keluhnya.

Dengan adanya surat edaran tersebut, Wagub menyarankan untuk menggunakan bunga hidup, pohon atau buah sebagai ucapan. Karena jika hal ini diterapkan baik oleh pemda maupun masyarakat maka bisa menambah asri lingkungan.

“Bayangkan, kalau kita kasih orang yang menikah itu semua kan rumahnya jadi indah, jadi hijau, jadi asri semakin banyak tanaman,” katanya. Selain itu, dengan pemberian tanaman tersebut maka akan memberikan kontribusi terhadap lingkungan. “Kalau kita ganti semua. Itu yang terus kita kampanyekan juga,” tegasnya.

Selain penggunaan karang bunga, Wagub juga mengkritisi pelepasan balon pada setiap acara. Rangkaian pelepasan balon tersebut bisa menambah jumlah sampah plastik. “Balonnya dilepas, ke mana plastik itu?” tanyanya.

Ia menyarankan, pelepasan balon bisa diganti dengan penanaman pohon atau melepas burung merpati. Karena tidak menimbulkan sampah dan bisa memberikan dampak positif terhadap lingkungan serta tidak merugikan orang lain. “Jadi sekarang kalau ada acara seremoni tanam pohon yuks. Kalau mau lepas-lepas. Merpati dah lepas tidak merugikan siapapun untuk memahami,” pungkasnya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer