Mataram (Inside Lombok)- Upaya pengembangan dan penguatan pasar modal Indonesia terus dilakukan, salah satunya melalui edukasi dan peningkatan literasi masyarakat. Dalam hal ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong pasar modal Indonesia berperan lebih aktif mendukung berbagai program strategis pemerintah dan target pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah melalui berbagai program yang telah disiapkan.
“Berbagai program pasar modal saat ini difokuskan pada penguatan dan pengembangan pasar modal, salah satunya melalui peningkatan pendalaman pasar yaitu peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan tercatat,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Kamis (2/1).
Meningkatkan kuantitas dan kualitas perusahaan ini dilaksanakan melalui berbagai inisiatif, termasuk meningkatkan porsi saham free float dan mendorong perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar untuk melantai di bursa. Selain itu, pasar modal juga akan melakukan penguatan regulasi dan sistem dalam proses penawaran umum agar lebih efisien dan transparan.
Kemudian, bagaimana pengembangan produk, infrastruktur dan layanan baru yang dilaksanakan melalui peningkatan peran investor institusi pada pasar perdana dan sekunder di Pasar Modal.
“OJK dalam hal ini mendorong optimalisasi penggunaan Efek Beragunan Aset (EBA) untuk mendukung likuiditas pelaksanaan program 3 juta rumah. Untuk itu, kami siap mendorong sinergi untuk memperkuat skema dan ekosistem EBA,” terangnya.
Menurutnya, pasar modal Indonesia juga akan mengembangkan produk baru dan optimalisasi pemanfaatan produk pasar modal eksisting. Termasuk bursa karbon dan produk yang berwawasan ESG, serta pengembangan infrastruktur beserta layanan transaksi efek.
Ada juga program penguatan anggota bursa dan manajer investasi (MI) sebagai program prioritas melalui berbagai peningkatan kapasitas. Misalnya tentang tata kelola, pengendalian internal, manajemen risiko dan kepatuhan anggota bursa dan MI, termasuk keamanan teknologi informasi dan operasional.
“Dari program ini, anggota bursa dan MI diharapkan dapat lebih berperan dalam memperluas penetrasi produk pasar modal, tidak terbatas pada saham saja. Dan diiringi dengan penguatan perlindungan kepada investor guna memastikan kepercayaan investor,” jelasnya.
Sementara itu, kinerja pasar modal per 30 Desember 2024, meskipun IHSG berada di posisi 7.079,91 poin atau secara year to date melemah sebesar -2,65%. Namun nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp12,33 ribu triliun atau secara year to date tumbuh sebesar 5,74%. Di pasar obligasi, ICBI tumbuh 4,82% year to date menjadi 392,66.
Dari sisi penghimpunan dana di Pasar Modal, dana yang dihimpun melalui Penawaran Umum sampai 31 Desember 2024 mencapai Rp259,24 triliun, dengan jumlah emiten baru sebanyak 43 Emiten.
“OJK akan terus memantau perkembangan global dan domestik, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan,” demikian. (dpi)