32.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaBerita UtamaTinjau Penyebab Kebutuhan Pokok Mahal, Wakil Walikota Mataram Instruksikan Pengendalian Harga

Tinjau Penyebab Kebutuhan Pokok Mahal, Wakil Walikota Mataram Instruksikan Pengendalian Harga

Mataram (Inside Lombok) – Wakil Walikota Mataram, TGH. Mujiburrahman bersama instansi terkait memantau harga kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Dasan Agung, Senin (17/7) pagi. Karena saat ini harga beberapa kebutuhan pokok masih melambung tinggi di pasar.

Usai memantau harga, Mujib mengatakan pemerintah daerah perlu melakukan pengendalian terhadap harga kebutuhan pokok. Beberapa harga kebutuhan yang masih cukup tinggi yaitu cabai yang dijual Rp85 ribu per kilogram (kg), dan bawang merah masih bertahan di harga Rp60 ribu per kg dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya.

“Beberapa komoditas ya kita saksikan, bawang merah, cabai dan masih ada kenaikan harga yang perlu dikendalikan lagi sesuai dengan apa yang kita diskusikan tadi,” katanya.

Kenaikan harga yang masih terjadi saat ini karena persediaan yang terbatas. Oleh karena itu, Dinas Perdagangan diminta untuk berkomunikasi dengan daerah yang surplus terhadap salah satu kebutuhan pokok tersebut. Hal ini dilakukan agar distribusi komoditas bisa lebih diprioritaskan ke Kota Mataram.

“Nanti kita upayakan komunikasi yang intensif dari Dinas Perdagangan untuk mencari daerah-daerah yang surplus terhadap komoditas tadi. Supaya lebih diprioritaskan barang itu dibawa ke Mataram,” ujarnya.

Selain persediaan yang terbatas, kenaikan harga kebutuhan pokok juga diduga produksi yang ada dikirim keluar daerah. “Indikasi ini juga ada. Perlu Komunikasi dengan Pemprov NTB juga karena dia yang kuasai semua daerah,” ucapnya.

Ditambahkan Mujib, sejumlah kebutuhan pokok lainnya juga sudah mulai terjadi penurunan harga seperti minyak goreng. Kenaikan harga yang terjadi saat ini berdampak pada inflasi di Kota Mataram yang masih tinggi, yaitu sebesar 0,86.

Inflasi yang terjadi disumbang oleh angkutan udara, cabai rawit, telur ayam ras, cabai merah dan tongkol diawetkan. Diprediksi dengan persediaan yang memadai, harga kebutuhan pokok bisa dikendalikan. Upaya jangka pendek yaitu dengan menambah persediaan kebutuhan.

“Kalau stok dari beberapa komoditas itu memadai harga kita bisa tekan,” terangnya. Sementara untuk upaya jangka panjang yaitu dengan memperkuat sebaran kampung tanggap inflasi. “Nanti aparat yang ada di bawah mengedukasi warga yang memiliki space di rumahnya untuk bisa menanam secara mandiri komoditas yang menyumbang inflasi,” tutup Mujib. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer