31.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaTolak Opsi yang Ditawarkan Pemkot Mataram, Pemda Lobar Minta Nelayan Tetap Dipindahkan

Tolak Opsi yang Ditawarkan Pemkot Mataram, Pemda Lobar Minta Nelayan Tetap Dipindahkan

Lombok Barat (Inside Lombok) – Pemerintah Daerah (Pemda) Lobar menolak berbagai opsi yang ditawarkan oleh Pemkot Mataram, terkait relokasi nelayan asal Kota Mataram yang memarkirkan perahu di kawasan Pantai Senggigi.

Bersama pihak Kecamatan Batulayar dan Pemdes Senggigi, Pemda Lobar menargetkan kawasan pantai Senggigi bisa steril dari parkiran perahu nelayan awal Maret ini. “Saya lagi siapkan surat ke Pemkot untuk menolak opsi-opsinya itu, semuanya ditolak. Tidak ada toilet mobile dan tenda-tenda untuk para nelayan,” tegas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lobar, Lalu Sukawadi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (02/03/2022).

Hal itu diakuinya merupakan hasil kesepakatan bersama dalam rapat yang digelar untuk menindaklanjuti hasil pertemuan yang sudah dilakukan pihaknya dengan DKP Mataram. Setelah penertiban yang dilakukan Pemda Lobar beberapa hari yang lalu, justru berakhir ricuh.

Di mana opsi itu terkait tawaran Pemkot yang akan menyediakan toilet mobile dan tenda agar para nelayannya diberikan izin untuk tetap bertahan di pantai Senggigi hingga akhir Maret ini. Namun, kata dia, Pemda Lobar telah sepakat menolak.

Ditegaskan, penertiban tetap akan dilakukan untuk menegakkan Perda Lobar Nomor 9 tahun 2016 yang mengatur soal ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Di mana pasal 20 ayat 1 menyebutkan setiap orang dan/atau nelayan dilarang menyandarkan, menambatkan sampan dan/atau perahu di pantai-pantai tempat kunjungan wisata.

Pemda Lobar pun mempertanyakan penempatan toilet mobile dan tenda untuk para nelayan yang dicanangkan Pemkot Mataram sebagai solusi. “Dia mau memarkirkan dua toilet mobilenya di mana? Trus tendanya mau dibangun di mana? Lalu apakah mereka memang akan dapat izin dari pemerintah desa yang punya lahan?” tukasnya.

Karena sesuai dengan solusi yang ditawarkan oleh Pemda Lobar, bahwa para nelayan tersebut dipersilakan untuk memarkirkan perahunya di pantai Duduk dan muara kali Meninting. “Tidak ada tenggat waktu (menunggu sampai akhir Maret), karena kita (Pemda Lobar) sudah memberi solusi mereka parkir di dua tempat. Terima dan tidak terima, harus dijalankan,” tegasnya.

Kebijakan itu diakuinya akan berlaku untuk seluruh nelayan, baik itu yang dari kota Mataram, maupun yang dari kawasan Senggigi sendiri. “Tidak ada lagi pemarkiran perahu di sana, tanpa pengecualian. Tempat itu akan kita sterilkan,” ujarnya.

Pihaknya semakin menggencarkan upaya sterilisasi sejak 1 Maret lalu. Namun, hingga kini masih ada perahu yang tetap bertahan di tepi pantai Loco, Senggigi karena alasan cuaca. “Tidak ada alasan cuaca, karena di pantai Duduk dan Senggigi itu sama landainya. Ini kan mereka tidak melaut, kok cuaca dipersoalkan?” tanyanya heran.

Sukawadi menegaskan, penertiban untuk menjaga keindahan pantai dan kenyamanan wisatawan perlu ditegakkan. Agar tidak ada lagi kesan dan keluhan jorok dari para wisatawan yang sering kali diterima masyarakat Senggigi.

“Karena selama ini, sudah terjadi kejorokan yang berlarut-larut di sana (lokasi parkir sekarang). Pembuangan sampah, kotoran manusia dan ikan segala macam,” ketusnya. Sehingga dalam menyambut tamu MotoGP yang akan datang ke Senggigi, persoalan itu harus segera diselesaikan. Jangan sampai, hal itu justru meninggalkan kesan buruk bagi para wisatawan.

Sementara itu, Kades Senggigi, Mastur mengaku menyerahkan penyelesaian persoalan itu kepada Pemda Lobar. Karena pihaknya tidak ingin ada bentrok antara warga Senggigi dengan para nelayan Kota Mataram.

“Seharusnya kota dan masyarakat itu harus tahu diri, harus punya malu sebenarnya. Tiap malam ada yang mabuk-mabukan dan sebagainya,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp. Sehingga selain karena faktor kebersihan yang banyak dikeluhkan wisatawan. Kondisi itu juga dinilai mengganggu stabilitas kamtibmas di Senggigi.

“Di satu sisi katanya mereka (Pemkot Mataram) mendukung penegakan Perda Lombok Barat, tapi kok di satu sisi mereka mendukung nelayannya tetap di Senggigi?” tukas Kades Senggigi ini.

Mastur juga menegaskan, bahwa pihaknya menolak opsi yang ditawarkan Pemkot Mataram bila nelayannya enggan dipindahkan dari tepi Pantai Senggigi.

“Kita tolak kalau mereka tetap bertahan di Senggigi. Tapi kalau dia mau ambil opsi kita untuk diarahkan ke pantai Duduk dan Meninting, tetap kita terima opsinya untuk menyediakan toilet mobile itu,” pungkasnya. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer