Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menyatakan sikap terhadap rencana Pemprov NTB menutup Tempat Pembuangan Akhir Regional (TPAR) Kebon Kongok. Pasalnya, rencana penutupan itu dirasa tidak disertai solusi terkait pembuangan sampah untuk Mataram dan Lobar ke depannya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Lobar, Lalu Winengan mengatakan surat yang diberikan Pemprov NTB terkait penutupan TPAR Kebon Kongok seperti ancaman tanpa ada solusi. Padahal seharusnya ketika ada penutupan, maka ada solusi yang sudah disiapkan seperti lahan TPAR yang baru.
“Saya menangani sampah ini sejak 2004. Dari dulu selalu disebutkan Provinsi seperti ini. Buat surat ancaman, tapi dia tidak buat solusi. Seharusnya Provinsi ketika buat surat ancaman, dia menyiapkan anggaran untuk lahan baru TPA,” katanya, Jumat (19/1) pagi di Kebon Kongok.
Ia mengatakan, jika penutupan TPAR Kebon Kongok akan tetap dilakukan, Pemkab Lobar masih belum bisa menyiapkan lokasi pembuangan yang baru. “Jangan sampai kita memberikan warning kepada kabupaten/kota, tetapi dia hanya bersuara, tapi tak ada solusinya. Ini hanya warning tapi tak ada solusi,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala TPA Regional Kebon Kongok, Radyus Ramli mengatakan saat ini pihaknya sedang berupaya untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah. Kapasitas pengolahan sampah saat ini baru 30 ton per hari.
“Kalau sekarang kapasitasnya 30 ton yang bisa kami olah per hari di TPST. Dengan adanya tambahan bisa 62 ton. Kalau dia sif bisa 120 ton. Mudah-mudahan bisa mendapatkan respons baik dari Kementerian PUPR,” katanya.
Komunikasi dengan Kementerian PUPR sudah cukup intens untuk bisa mendapatkan dukungan peningkatan kapasitas pengolahan. “Ke depan kami juga berharap ada penyesuaian teknologi di PLTU Jeranjang supaya jenis biomassa yang mereka terima bisa lebih fleksibel tidak hanya SRF tapi juga RDF,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, pada musim kemarau jumlah sampah yang masuk ke TPA Kebon Kongok sebanyak 320 ton per hari. Sedangkan pada musim hujan terjadi peningkatan yaitu sebanyak 340-400 ton per hari. (azm)