30.5 C
Mataram
Kamis, 2 Mei 2024
BerandaBerita UtamaUsia Belum Genap Setahun, Desa Kebon Ayu Sukses Jadi Primadona Pariwisata Lobar

Usia Belum Genap Setahun, Desa Kebon Ayu Sukses Jadi Primadona Pariwisata Lobar

Lombok Barat (Inside Lombok) – Belum genap setahun dibuka, pusat wisata kuliner Desa Wisata Kebon Ayu di Kecamatan Gerung makin ramai dikunjungi. Bahkan peningkatan jumlah pengunjung itu sampai saat ini sudah lebih dari 100 persen.

“Kita belum genap satu tahun, tapi peningkatan pengunjung sudah lebih 100 persen. Jadi yang awalnya hanya Sabtu-Minggu, kita tambah harinya,” papar ketua Pokdarwis Desa wisata Kebon Ayu, Mustafa saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (09/07/2022).

Kini wisata Desa Kebon Ayu sudah mulai beroperasi setiap hari, dari pukul 07.00 Wita hingga sore menjelang petang. Meski awalnya hanya ada dua pedagang yang diminta untuk berjualan, karena kondisi semakin ramai para pedagang pun semuanya berjualan setiap hari.

“Yang hari-hari biasa dari pagi sampai siang biasanya, ada PNS yang istirahat makan siang ke sana. Atau anak-anak sekolah mereka singgah di sana,” tuturnya.

Awalnya, lanjut Mustafa, yang banyak menyambangi pusat kuliner itu adalah orang-orang yang berlalu lalang di sana. Tapi kini, saat akhir pekan, banyak masyarakat yang sengaja berolahraga baik persepeda maupun jogging ke sana.

- Advertisement -

“Pedagang di Desa Kebon Ayu sekarang sekitar 15 lapak, yang satunya sekarang baru kita buka yang nanti bisa digunakan juga untuk pertemuan,” imbuh dia.

Hal menarik dari sejarah wisata kuliner di Kebon Ayo, disebut Mustafa bahwa awalnya para pedagang enggan dan ragu untuk berjualan di sana. Namun, kini semakin ramainya kunjungan justru para pedagang jajanan tradisional asli Kebon Ayu yang mengajukan diri untuk berjualan di lokasi tersebut.

“Awalnya tidak ada yang mau, tapi kita coba waktu itu. Kita janjikan mereka kalau tidak habis jualannya, kita pengelola yang bayar,” tutur dia.

Hal itu diupayakan pihaknya untuk bisa melihat dan mencoba potensi yang ada di sana. Namun, bagaimana supaya para pedagang juga tidak merugi.

“Pokoknya gimana supaya ibu dan bapak yang jualan tidak rugi, berapa modalnya kalau tidak habis terjual, kita yang ganti rugi,” beber dia.

Kini, para pengunjung yang singgah ke Kebon Ayu pun tidak hanya wisatawan lokal. Namun juga luar daerah hingga mancanegara. Bahkan, saat ramai kunjungan, wisatawan yang ke sana bisa mencapai 200 orang per hari.

Melihat semakin terkenalnya tempat itu, pihaknya juga harus berusaha mempertahankan keasrian persawahan dan alam di sekitar tempat kuliner tersebut.

“Kita batasi, makanya untuk bangunan di sana, mereka mau bangun lapaknya kita minta untuk pertahankan yang tradisional saja,” tegas dia.

Mustafa juga menyebut, salah satu upaya yang dilakukan dengan meminimalisir penggunaan wadah sekali pakai atau yang berbahan plastik. Termasuk, yang awalnya berjualan mie instan pun kini sudah dilarang. Karena para pedagang diminta untuk berkreasi mempertahankan aspek-aspek tradisional yang dimiliki.

“Sambil kita mengedukasi petani yang di situ juga, mari kita mencari celah dan terobosan apa pun itu yang bisa kita promosikan. Sambil kita arahkan mereka untuk budidayanya, supaya keasriannya tetap terjaga,” pungkas Mustafa. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer