Mataram (Inside Lombok) – Pada bulan Ramadan ini, volume sampah yang dihasilkan masyarakat di Kota Mataram meningkat hingga 5 persen. Peningkatan ini dipicu oleh maraknya pedagang musiman yang bermunculan selama Ramadan.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Irwansyah mengatakan peningkatan volume sampah ini biasa terjadi di setiap hari besar keagamaan dan tergolong tidak terlalu signifikan. Karena sejumlah PKL juga sudah bisa mengolah sampah yang dihasilkan sendiri.
“Tidak banyak lah, kurang 10 persen peningkatannya. Karena mereka sudah bisa mengatasi sampahnya,” ujarnya, Selasa (5/4) di Mataram. Irwan menyebut dengan menjamurnya PKL setiap bulan Ramadan, pihaknya telah meminta agar sampah yang dihasilkan bisa dibuang di tempat yang disiapkan. Dengan begitu petugas juga bisa lebih mudah untuk mengangkut sampah-sampah tersebut setiap jam pengangkutan.
“PKL di Sangkareang kita sudah siapkan tempatnya, jadi mudah kita angkut. Jangan sampai PKL ini membiarkan sampahnya berserakan,” ujarnya.
Pengangkutan sampah oleh petugas dimulai pada pukul 06.00 Wita secara keliling sesuai dengan rute yang sudah ditetapkan. Namun sejauh ini, produksi sampah di Kota Mataram masih ada yang belum tertangani.
“Volume sampah di Kota Mataram yang terbuang itu 240-250 ton per hari. Kita hitung dari jumlah penduduk dan produksi sampah itu 300-an ton per hari,” katanya. Sisa sampah yang tidak tertangani masih dibuang ke sungai. Di mana penanganan sampah di saluran merupakan tugas dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
“Kalau kita menghimbau masyarakat untuk tidak buang sampah di saluran, di kali dan sebagainya. Sehingga bisa kita angkut semuanya,” harapnya. (azm)