Mataram (Inside Lombok) – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Hj. Sitti Rohmi Djalilah menekankan pentingnya proteksi dan pencegahan dini dalam masalah kesehatan jiwa.
“Perlu ada proteksi dan pencegahan dini dalam masalah kesehatan jiwa,” kata Wagub NTB pada puncak Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2019 dengan mengusung tema “Promosi Kesehatan Jiwa dan Pencegahan Bunuh Diri” (Mental Health Promotion and Suicide Prevention) yang berlangsung pada kegiatan Inspiratif Expo di Mataram, Minggu.
Ia meminta agar keluarga dapat menjadi tempat pertama dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa.
“Ke depan, keluarga-keluarga di NTB ini adalah keluarga yang harmonis, anak-anaknya kalau mau curhat jangan sama orang lain, tetapi yang pertama adalah sama ibunya, bapaknya dan orang terdekatnya,” jelasnya.
Umi Rohmi menambahkan, bahwa komunikasi dalam keluarga harus dapat terjalin dengan baik. Selain itu, ia juga mengimbau supaya edukasi bagi anak-anak kedepannya harus lebih ditingkatkan.
“Kunci utamanya adalah keluarga yang harmonis, keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, keluarga yang tau bagaimana cara membawa anaknya menjadi orang-orang yang berhasil, orang-orang yang bisa menatap masa depannya,” ucap Rohmi.
Untuk itu, kata Umi Rohmi, dirinya mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mengakhiri kasus pemasungan yang masih terjadi di NTB. Program revitalisasi posyandu juga diharapkan dapat memberikan edukasi bagi masyarakat terkait masalah kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. Selain itu, pemanfaatan teknologi juga diharapkan dapat memberi kontribusi yang signifikan.
“Mari kita bersemangat untuk bagaimana kedepan jumlah masyarakat NTB yang terkena gangguan jiwa semakin turun, kemudian pasung juga kita ingin berantas di NTB ini,” harapnya.
Sementara itu, Direktur RSJ Mutiara Sukma, dr. Evi Kustini Somawijaya, menyampaikan bahwa masalah kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri merupakan hal yang harus mendapat perhatian, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Berbagai kegiatan juga dilakukan dalam rangka Hari Kesehatan Jiwa Sedunia ini, diantaranya pelayanan kesehatan jiwa, workshop, pameran hasil karya dari rehabilitan atau kelompok Swabantu binaan Puskesmas dari wilayah Mataram dan juga aneka lomba.
“Kami melakukan sosialisasi pencegahan bunuh diri pada beberapa kegiatan hari kesehatan jiwa sedunia ini,” ungkap Evi.
Evi juga berharap sinergi dalam mengatasi kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri juga dapat terus terjalin.
“Harus ada kerja sama yang baik antar lintas sektor untuk mengatasi kasus bunuh diri, khususnya di NTB,” katanya. (Ant)