Lombok Tengah (Inside Lombok) – Warung milik warga Kampung Nelayan Desa Selong Belanak, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah (Loteng) yang ada di pinggir Pantai Selong Belanak menjadi sasaran penggusuran investor yang mengklaim lahan miliknya. Salah satu sumber yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan penggusuran itu terjadi pada 11 November lalu tanpa pernah ada pemberitahuan pengurusan dari pihak berwenang kepada warga.
“Kami meminta surat penggusuran dari Pemda Loteng ada nggak? Ada katanya mereka menunjukkan lewat HP surat Bupati, itu saya tidak mau digusur,” katanya. Diterangkan, beberapa masyarakat di sana menolak digusur dan mereka sempat mengadukan hal itu kepada Dinas Pariwisata Loteng untuk memastikan kepastian surat dari pemda, sehingga kepala desa ditegur oleh dinas.
Lebih jauh, disebutkan masyarakat menyadari bahwa pinggir pantai itu milik negara. Untuk itu masyarakat sering menanyakan status tanah tersebut. Namun tidak mendapat jawaban yang memastikan mereka bisa tetap beraktivitas di pesisir pantai untuk memarkirkan perahu.
“Bukan sekali dua kali saya tanyakan batas tanahnya, mereka jawab sampai di air, padahal pasir-pasir putih itu habis dikeruk juga, padahal kita yang bawa pasir satu karung aja dimarah mereka pakai kato untuk menaikkan,” turunya kepada Inside Lombok, Rabu (7/12/2022).
Terpisah, Kepala Desa Selong Belanak, Kadir Jaelani mengatakan bahwa investor yang akan membangun di wilayah tersebut telah memiliki sertifikat. Menurutnya, pembongkaran warung warga di tepi Pantai Selong Belanak tersebut untuk keperluan penataan supaya tidak terlihat kumuh karena merupakan daerah pariwisata.
“Makanya kita relokasi warga yang ada di depan ini, terutama warung-warung lah, kan tidak boleh dimiliki secara individu. Kalau dibiarkan, kelihatan kumuh,” ujar Jaelani. Dikatakan, warga yang warungnya terkena relokasi mendapat tali asih sebagai pengganti bangunan dari investor.
“Kita ganti sih kita berikan tali asih per unit rumah Rp7 juta kemarin, saling hormatilah,” lanjutnya. Di sisi lain, Kadir menyebut lokasi tersebut akan dijadikan pintu masuk dalam kegiatan lomba surfing nasional yang akan dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut dalam waktu dekat.
“Kebetulan TNI ini kan ada acara tanggal 15 Desember, kegiatan Nasional Surfing di Mawi. Kebetulan mau masuk lewat sini makanya harus ditata biar rapi, supaya tidak kelihatan kumuh,” pungkasnya. (fhr)