Mataram (Inside Lombok) – Potensi wajib pajak kendaran yang ada di Provinsi NTB ini yaitu mencapai 1,8 juta wajib pajak. Dari potensi ini baru 1 juta wajib pajak (WP) yang sudah membayar pajak kendaraannya.
Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) NTB, Hj. Eva Dewiyani mengatakan masih adanya wajib pajak kendaraan bermotor yang membayar pajak ini disebut sebagai tidak melakukan daftar ulang. Karena biasanya para waji pajak ini akan datang setelah lima tahun. “Itu nanti setelah adanya perpanjangan STNK,” katanya Minggu (15/12) pagi.
Berbagai upaya sudah dilakukan Bappenda untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak kendaraanya. Upaya yang dilakukan yaitu dengan menyiapkan pembayaran samsat keliling. Di NTB sudah ada 36 samsat keliling yang disiapkan oleh pemerintah. “Kita Bappenda banyak melakukan inovasi-inovasi dan melakukan door to door memberikan surat teguran kepada wajib pajak yang tidak taat,” katanya.
Selain itu, 40 lebih drive thru yang bisa dimanfaatkan oleh para wajib pajak. Bappenda juga menyiapkan samsat desaa hingga pelayanan yang ada di pusat perbelanjaan. “Ada juga di Mall layanan Publik. Banyak lagi unit layanan termasuk kios untuk mempermudan dan mendekatkan layanan kepada masyarakat,” ungkap Eva.
Bahkan sebagai salah satu upaya agar wajib pajak membayar kewajibannya, Bappenda melakukan pemutihan. Artinya, wajib pajak yang menunggak tidak dikenakan denda saat membayar kewajibannya. Saat ini sudah ada sebanyak 95 persen realisasi pembayaran pajak kendaraan. “Kita berikan apresiasi mereka bebas denda. Dengan adanya pergub nomor 30 tahun 2024 kita berikan keringan atau yang sering disebut dengan pemutihan,” ujarnya.
Bentuk apresiasi lain yang dilakukan Bappenda tahun 2024 ini yaitu memberikan hadiah umrah kepada wajib pajak. Dimana Bappenda menyiapkan tiga paket umrah yang diundi dan 14 sepeda motor. Pada kegiatan ini, Bappenda melakukan undian untuk semua wajib pajak di NTB. “Yang diundi sebanyak 433.127 wajib pajak,” katanya. (azm)
