Lombok Timur (Inside Lombok) – Sejumlah penolakan dari masyarakat tak membuat proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) pantai selatan Lombok Timur (Lotim) dihentikan. Proyek itu pun akan tetap dilanjutkan dengan menggunakan dua induk mata air.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lotim, Dewanto Hadi mengatakan program SPAM yang menelan anggaran Rp120 miliar sempat menuai berbagai penolakan. Namun sampai saat ini dikabarkan akan terus dilanjutkan dan dalam tahap pengerjaan dengan mengandalkan mata air yang berada di Desa Kembang Kuning, Tete Batu Selatan dan Kotaraja.
“Progres pengerjaannya sudah mulai dalam tahap pengerjaan pipa dari hilir dan CDP sudah sampai Desa Rumbuk,” tuturnya pada awak media, Selasa (16/05/2023). Saat ini terdapat dua paket CDP yang akan dilakukan pemasangan.
Dewanto pun mengklaim bahwa hal itu sudah sesuai dengan progres dan perhitungan sehingga tidak akan meleset dari kemajuan pekerjaan. “Tidak ada masalah sampai saat ini bahkan tidak ada hambatan yang membuat keterlambatan pada pengerjaan,” ungkapnya.
Terkait sumber mata air, pihaknya masih akan menempuh dua kegiatan lagi. Dikarenakan sempat terjadi penolakan pada tiga wilayah mata air Barang Panas, Sungai Lingkung dan Tete Batu Selatan.
“Namun hal itu bukan sebuah hambatan dan program akan tetap berlanjut karena sudah ada tiga titik pengalihan sumber air,” jelasnya. Dikatakan Dewanto saat ini sudah ada dua sumber mata air yang akan digunakan dalam program SPAM tersebut yakni Tibu Krodet dan Lingkung. (den)
