Mataram (Inside Lombok) – Kesehatan mental anak-anak menjadi perhatian Tim Penggerak PKK Kota Mataram. Di mana anak-anak butuh teman untuk bercerita, baik di lingkungan pertemanannya atau keluarga.
“Saya rasa untuk mental health ini menjadi perhatian yang cukup penting dan itu bisa kita obati dengan apa yang sudah kami jalankan di PKK goes to school dan PKK goes to majelis taklim,” ujar Ketua TP PKK Kota Mataram, Kinnastri Roliskana.
Ia mengatakan kasus yang viral saat ini banyaknya perempuan yang menjadi kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang penyandang disabilitas di Kota Mataram. Hal ini bermula dari diajak kenalan dan kemudian bercerita tentang masalahnya. “Mereka butuh tempat untuk cerita. Karena mudah terbuai bujuk rayu sehingga bercerita dengan orang yang tidak dikenal,” katanya.
TP PKK Kota Mataram bekerjasama dengan DP2KB memprogram forum genre atau teman sebaya. Melalui forum ini masyarakat atau anak-anak bisa menceritakan masalah yang dihadapi dan dipastikan akan dirahasiakan. “Itu membuka konseling. Kami berharap di tahun 2025 ini forum konseling ini bisa lebih dibuka. Ada hotlinenya bisa curhat dengan teman sebaya,” ungkapnya.
Program ini juga melibatkan stakeholder terkait seperti Lembaga Perlindungan Anak (LPA), Forum Genre dan lainnya. Kedepan, forum ini tidak hanya untuk para remaja melainkan juga orang tua. “Karena orang tua juga harus tetap dijaga mentalnya. Mental health itu sekarang sangat penting,” tegas Kikin.
Tren yang terjadi saat ini anak-anak terutama para remaja menjadikan media sosial menjadi tempat curhat. Padahal itu bisa saja dijadikan sasaran hal-hal yang tidak diinginkan. “Ini dengan dibukanya hotline teman sebaya paling tidak membantu kepercayaan mereka. Sehingga tidak saja layanan yang memiliki keluhan secara fisik melainkan juga mental,” ungkapnya.
Orang tua sambung Ketua TP PKK Kota Mataram, tidak lagi menerapkan pola asuh seperti jaman dulu, dimana orang tua selalu dominan. Namun saat ini pola asuh tersebut sudah harus diubah dengan mengerti perkembangan zaman yang terjadi. “Kita harus masuk ke dunia anak-anak agar mereka mau terbuka. Ini yang harus kita ubah terutama para ibu-ibu muda,” katanya. (azm)