Mataram (Inside Lombok) – Gubernur NTB terpilih, Lalu Muhammad Iqbal menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang semakin kompleks. Hal itu disampaikan dalam pertemuannya dengan Perwakilan Kantor Wilayah Bank Indonesia NTB untuk menginisiasi pertemuan rutin membahas perkembangan ekonomi terkini di NTB.
Pertemuan ini akan rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Bank Indonesia nantinya berperan memberikan arahan kepada semua OPD mengenai situasi ekonomi terkini, yang kemudian menjadi referensi Pemprov NTB dalam melakukan pekerjaan. “Jadi ke depan harapan kita bisa kolaborasi lebih banyak dengan teman-teman di BI. Kita berdiskusi mengenai 3 IN, yakni inflasi, investasi dan inklusi. Yang ini juga menjadi salah satu prioritas kita, terutama inklusif bagaimana pelibatan elemen-elemen masyarakat di dalam ekonomi,” ujarnya.
Terlebih dalam menghadapi situasi ekonomi tahun 2025 mendatang, berdasarkan proyeksi dari Bank Indonesia NTB bahwa ekonomi tahun sedikit mengalami penurunan. Karena faktor yang terjadi dilingkungan global, sehingga bisa saja mempengaruhi dan akhirnya akan terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi. “Justru dengan kita mempelajari dan mengetahui elemen-elemennya. Kita tahu bagaimana memitigasinya nanti,” katanya.
Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi NTB, Iqbal telah melakukan pertemuan dengan sejumlah menteri di Jakarta. Iqbal optimistis bahwa dengan dukungan pemerintah pusat dan kolaborasi lintas sektor, NTB akan mampu mengatasi berbagai tantangan ekonomi dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. “Kita minta dukungan penuh pemerintah pusat untuk mewujudkan NTB yang makmur dan mendunia,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB, Berry Arifsyah Harahap mengungkapkan bahwa ada program yang dilakukan oleh calon Gubernur NTB ini tidak jauh berbeda dengan apa dilakukan oleh Bank Indonesia. Seperti mendorong investasi, pertanian dan inklusi. Bahkan Bank Indonesia dengan Pemprov NTB juga berkolaborasi mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Kita juga bersinergi dan berkolaborasi termasuk juga nanti mengarahkan bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTB. Sebelumnya kami menyampaikan beberapa resiko, turunnya pertumbuhan ekonomi NTB karena kondisi global, geopolitik,” ujarnya,
Selanjutnya, kondisi di domestik adanya pelemahan permintaan rumah tangga, sehingga hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk mengatasi itu, Bank Indonesia menyampaikan bahwa NTB perlu meningkatkan produktivitas sektor pertanian, karena pertanian ini memiliki porsi yang besar untuk ekonomi NTB.
“Ini tentunya perlu di dorong peningkatan produktivitas, namun juga meningkat pendapatan petani dengan penggunaan teknologi, bibit yang unggul dan kita juga menyarankan menggunakan pupuk organik yang bisa diolah oleh petani, sehingga bisa lebih murah,” jelasnya.
Kemudian masyarakat di pesisir dan pinggiran hutan yang secara ekonomi lemah, sehingga bagaimana memberikan peluang usaha, supaya masyarakat bisa berusaha dan menghasilkan pendapatan sehingga kesejahteraannya meningkat. “Jadi benar-benar gubernur kita ini punya visi yang bagus untuk bagaimana peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat NTB,” demikian. (dpi)