Sumbawa (Inside Lombok) – Dalam rangka mendorong kolaborasi antar sektor untuk menghadirkan solusi pendidikan yang inklusif, PINTAR aktif menggelar workshop di NTB. Melalui workshop yang bertemakan “pembelajaran sepanjang hayat” diharapkan kedepannya akan ada lebih banyak lagi kolaborasi antara sektor swasta, publik, dan lembaga pendidikan, untuk mendorong kesinambungan program pembelajaran inklusif, seperti Prakerja.
Dalam workshop tersebut, CEO PINTAR, Ray Pulungan, menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi angkatan kerja Indonesia terasa lebih krusial di daerah-daerah luar Jawa. Di mana mayoritas institusi pendidikan, lembaga pelatihan, serta pusat industri berada. Untuk itu, platform digital seperti PINTAR hadir guna memperluas akses ke pembelajaran.
“PINTAR berada di tengah institusi pendidikan, pelatih keterampilan, lembaga penempatan pekerja, serta asosiasi industri, sehingga kami bisa bantu mendorong mobilitas tenaga kerja Indonesia melalui produk dan layanan bernilai tinggi. Misalnya perkuliahan online, pelatihan in-demand, dan program mentor-praktisi dari industri,” kata Ray.
Sementara itu, Direktur Pemantauan dan Evaluasi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Cahyo Prihadi mengatakan bahwa pemerintah membutuhkan sinergi dengan pihak-pihak swasta dan segenap ekosistem terkait demi mendukung efektivitas pelaksanaan program Kartu Prakerja.
Keterlibatan lintas sektor dibutuhkan untuk memberikan pelatihan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Selain itu, mendukung seluruh proses pelaksanaan program Prakerja. “Keterlibatan lintas sektor dibutuhkan untuk memberikan pelatihan-pelatihan yang relevan dengan tuntutan zaman dan mendukung seluruh proses pelaksanaan program Prakerja, baik itu registrasi, penyaluran dana yang mudah dan aman, juga evaluasi program,” ungkapnya.
Sedangkan menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumbawa, Dr. Budi Prasetiyo, mengatakan, melalui kolaborasi dengan prinsip kebersamaan maka bisa membangun peradaban dan dimulai dari pendidikan. “Jadi kita menata dan membangun peradaban dimulai dari pendidikan, dilakukan dengan prinsip kebersamaan, dan dengan jalan kolaborasi,” ujar Budi. (azm)