Lombok Barat (Inside Lombok) – Memasuki musim hujan ini, kalangan legislatif di Lombok Barat (Lobar) ingatkan pemda untuk menyiapkan langkah mitigasi bencana. Mengingat Lobar merupakan wilayah yang rawan bencana, tak terkecuali di kawasan wisata.
Tak hanya itu, beberapa waktu yang lalu pun banyak rumah rusak akibat puting beliung yang menerjang beberapa kawasan di selatan Lobar. “Pemda itu harus serius melakukan langkah mitigasi terhadap beberapa potensi ancaman bencana alam maupun bencana sosial,” ujar Wakil Ketua II DPRD Lobar, Abubakar Abdullah saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (19/11/2024).
Politisi asal Gili Gede Sekotong ini menyarankan pemda melakukan pemetaan titik rawan bencana yang bisa saja terjadi saat musim penghujan. Baik itu di seluruh kawasan pemukiman masyarakat maupun kawasan wisata di Lobar.
Langkah mitigasi itu dinilai penting dilakukan, agar pencegahan maupun penanganan terjadinya bencana bisa cepat dilakukan. “Intinya bagaimana masyarakat bisa diberikan rasa aman dan nyaman. Karena memang daerah kita daerah rawan bencana,” sambungnya.
Menurutnya, setiap kawasan pasti memiliki potensi bencana yang berbeda-beda. Sehingga pemetaan itu diharapkan dapat membantu untuk menentukan langkah mitigasi, sesuai jenis bencana yang terjadi. Namun untuk melakukan mitigasi itu diakui tidak bisa hanya dilakukan sendiri oleh satu OPD saja, melainkan perlu kolaborasi semua pihak, mulai dari pemerintah, hingga masyarakat. “Karena jangan sampai ada bencana dulu,” imbuhnya.
Kepala daerah pun diminta untuk kreatif dan aktif dalam menyiapkan langkah mitigasi. Untuk dapat menghindari dampak yang lebih luas dari bencana yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Misalnya seperti banjir bandang yang terjadi wilayah Kecamatan Batulayar beberapa tahun lalu, yang berdampak pada kawasan wisata Senggigi. “Daerah-daerah yang bisa mendatangkan potensi pendapatan kita (PAD) harus juga diperhatikan. Harus seimbang jangan hanya mengeruk kekayaan alam atau potensi PAD kita tanpa kita melakukan maintenance (pemeliharaan),” saran politisi PKS itu.
Karena tak bisa dipungkiri, dampak dari bencana di kawasan wisata, tentu akan turut berdampak juga terhadap kunjungan wisata. Sebab kata dia, memberikan rasa aman kepada wisatawan yang datang menjadi suatu keharusan bagi daerah. Sehingga jangan sampai pemerintah lalai dan membiarkan adanya titik potensi bencana, tanpa menyiapkan langkah mitigasi. Apalagi sampai menganggap bencana kecil sebagai suatu hal yang biasa.
“Karena lalai menganggap suatu hal kecil biasa, tahu-tahunya kejadian besar seperti saat banjir Meninting dan sebagainya. Seperti kejadian di Batulayar Barat yang juga terjadinya tiba-tiba. Karena kejadian itu bukan tiba-tiba, tapi karena kelalaian kita tidak bisa membaca potensi-potensi bencana,” terangnya.
Bahkan pihaknya meminta agar Pemda Lobar bisa memberikan porsi anggaran lebih kepada OPD-OPD yang bertugas menangani bencana. Agar langkah mitigasi bisa dilakukan lebih awal. Demi memberi rasa aman bagi masyarakat maupun wisatawan yang datang ke Lobar. “Catatan, Pemda harus memberikan porsi alokasi anggaran yang lebih untuk melakukan antisipasi. Karena daerah kita ini memang rawan bencana,” tutupnya. (yud)