Mataram (Inside Lombok) – Di akhir masa jabatannya, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dijadwalkan akan melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Provinsi NTB, September ini. Kunker tersebut untuk meresmikan proyek pembangunan smelter yang terletak di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).
Asisten II Setda NTB, Fathul Gani mengatakan agenda utama kunjungan kerja Presiden Jokowi adalah peresmian smelter di KSB. Setelah meresmikan smelter, Presiden akan segera kembali ke Jakarta untuk melanjutkan agenda padatnya. “Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke NTB ini akan menjadi momen penting dalam rangka meresmikan smelter di KSB dan hanya dilakukan dalam sehari,” katanya.
PT AMNT sebagai pengelola smelter telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang dan telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Kabupaten, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. “Pembangunan smelter ini sebenarnya telah berlangsung cukup lama, dan saat ini hanya tinggal menunggu proses peresmian,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB, Sahdan mengungkapkan peresmian smelter PT AMAN di Sumbawa Barat akan dilakukan pada pagi hari. “Pada tanggal 23 itu, pertama diresmikan smelter PT AMAN di Sumbawa Barat, kemudian siang sekitar jam 13.00 WITA, beliau meluncur ke Gresik. Dua tempat ini satu hari saja karena beliau banyak sekali agendanya yang lain,” katanya.
Diterangkannya, kunjungan Presiden Jokowi ini dipercepat dari jadwal semula. Dimana sebelumnya dijadwalkan bersamaan dengan event MotoGP. “Presiden yang menentukan, kita di daerah menyesuaikan kapan beliau datang. Kalau dibilang maju dari tanggal 27 ya betul maju,” tambah Sahdan.
Setelah diresmikan oleh Presiden, tahapan pembangunan smelter tetap berlanjut ke fase komisioning hingga akhir Desember 2024. “Diperkirakan komisioning ini berjalan lancar sampai akhir Desember 2024. Begitu awal 2025, jika tidak ada kendala, mereka sudah mulai produksi sesuai target yang telah ditentukan,” jelas Sahdan.
Smelter ini diharapkan mampu memproduksi 900 ribu ton produk per tahun, dengan rincian 18 ton emas, 55 ton perak, dan lebih dari 400 ton tembaga. Proses komisioning smelter masih berlangsung, yang mencakup 19 tahapan dari konsentrat masuk hingga menjadi produk akhir. Tembaga akan dihasilkan pada tahapan ke-17, dengan proses tambahan untuk menghasilkan emas, perak, dan selenium. (azm)