Mataram (Inside Lombok) – Pada periode 1 Januari – 31 Agustus 2024 telah terjadi sedikitnya 82 bencana alam di NTB. Dari jumlah tersebut, bencana alam yang paling sering terjadi yaitu cuaca ekstrem seperti angin puting beliung sebanyak 28 kejadian.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Ahmadi melalui akun instagramnya mengatakan bencana yang paling sering terjadi juga adalah banjir hingga banjir bandang dengan 26 kejadian. Kemudian ada juga tanah longsor 7 kejadian.
Selain itu, gempa bumi dua kejadian, kekeringan sembilan kejadian di kabupaten/kota terdampak, kebakaran hutan dan lahan enam kejadian dan gelombang pasang atau rob empa kejadian.
Menurut BMKG, pada dasarian I September 2024 (1-10 September 2024) potensi hujan di wilayah NTB sangat rendah. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar wilayah NTB, terutama di bagian timur, masih menunjukkan peluang curah hujan rendah. Namun, di Pulau Lombok bagian barat, terdapat wilayah dengan peluang curah berkisar antara 30 – 40 persen.
Saat ini seluruh wilayah di NTB masih dalam periode musim kemarau. Masyarakat NTB dihimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien. Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau.
Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya. Hal ini guna mengantisipasi kekurangan air khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan.
Masyarakat diminta untuk tetap perhatikan informasi BMKG dan BPBD guna mengantisipasi dampak bencana maupun kerugian dalam perencanaan kegiatan ke depan dan tetap selalu menjaga kesehatan. (azm)