28.5 C
Mataram
Senin, 24 Februari 2025
BerandaDaerahNTBBanyak Kasus Pelecehan Seksual di NTB, Pemda Perlu Bergerak Bersihkan Nama Daerah

Banyak Kasus Pelecehan Seksual di NTB, Pemda Perlu Bergerak Bersihkan Nama Daerah

Mataram (Inside Lombok) – Banyaknya kasus pencabulan dan pelecehan seksual yang terjadi di lingkup lembaga pendidikan menjadi sorotan. Terlebih kasus tersebut masih terus terjadi di NTB.

Terbaru, muncul kasus dugaan pelecehan seksual terhadap anak yang terjadi di salah satu sekolah dasar (SD) swasta berbasis SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) di Mataram. Terduga pelaku adalah seorang guru sekaligus penjaga perpustakaan di sekolah tersebut. Polresta Mataram pun telah membuka penyelidikan terkait kasus ini, setelah menerima laporan dari pihak keluarga korban.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, tindakan pelecehan seksual tersebut terjadi dalam beberapa bulan terakhir dan melibatkan beberapa anak di bawah umur yang menjadi korban. Dengan adanya kasus ini, tentu membuat wajah pendidikan Provinsi NTB, khususnya di Kota Mataram menjadi muram.

Pengamat pendidikan, Dr. Ahmad Junaidi mengatakan NTB harus membersihkan namanya. Rentetan kasus pelecehan di lingkungan pendidikan telah menyakiti masyarakat dan mencoreng nama daerah. “Ada dua langkah yang harus dilakukan. Pertama, bentuk satgas yang didukung anggaran. Kedua, beri insentif dan perlindungan bagi yang bisa membongkar bejatnya pelaku kekerasan,” ungkapnya kepada Inside Lombok, Kamis (30/01).

Junaidi menyarankan agar pemerintah tidak memakai bahasa yang berputar-putar. Sebab, dengan adanya bahasa yang berputar-putar, korban banyak yang tak berani melapor. Kemudian, satgas pun harus proaktif dan memperkuat dedikasinya. “Jangan hanya sekedar urusan menyelesaikan proker saja atau melaksanakan arahan dari atas. Itu sudah basi,” kata Junaidi.

Bagi Junaidi, gubernur dan wakil gubernur terpilih harus menjadikan dua saran di atas sebagai prioritas. Saat ini, masyarakat memang sudah tahu ada institusi yang bertugas mendampingi. Namun, karena keterbatasan anggaran, mereka tak bisa turun untuk memberikan dukungan.

Ia pun turut menyarankan agar merangkul lebih erat komunitas peduli kekerasan yang sudah bergerak banyak seperti Senyum Puan dan lainnya. Kemudian, memberi insentif untuk senantiasa bergerak. “Basmi tanpa ampun agar orangtua tahu anaknya akan aman. Dan NTB bisa dikenal sebagai daerah yang indah pantainya, terlindung kelompok rentannya. Tidak mau ada julukan lain bagi daerah,” tandas Junaidi. (gil)

- Advertisement -

Berita Populer