Mataram (Inside Lombok) – Provinsi NTB belum bisa bebas dari rabies, khususnya di Pulau Sumbawa. Guna mengantisipasi adanya kasus rabies yang lebih luas, pemerintah daerah memaksimalkan pemberian vaksin kepada hewan pembawa rabies (HPR).
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) NTB, Muhammad Riadi mengatakan di NTB hanya Pulau Lombok yang bebas kasus gigitan anjing rabies. Sedangkan di Pulau Sumbawa masih ada ditemukan, bahkan di 2023 lalu mencapai ratusan gigitan.
“Kalau di Pulau Sumbawa itu sudah dari dulu. Beberapa kali kasus gigitan di Pulau Lombok, tapi begitu diambil sampel otaknya diuji negatif semua,” katanya. Riadi menjelaskan, untuk mencegah adanya gigitan anjing rabies ini tindakan eliminasi bukan menjadi pilihan yang tepat untuk dilakukan pemerintah daerah. Pasalnya, selain ada penolakan dari komunitas pecinta hewan, harga racun yang harus disiapkan cukup mahal.
“Kalau racun itu kan mahal sekali. Per gram itu harganya itu sampai Rp12 juta. Selain itu penggunaannya itu control dokter hewan. Sangat ketat kalau mau diracun itu. Jadi tidak gampang,” katanya.
Tindakan yang dilakukan sebagai upaya antisipasi yaitu dengan cara dimandulkan atau sterilisasi. Akan tetapi, untuk sterilisasi ini belum bisa dilakukan maksimal karena anggaran yang terbatas.
“Targetnya kita tidak sesuai dengan jumlah populasi anjing liar di NTB. Ini kita banyak dibantu oleh NGO dan pecinta hewan untuk melakukan sterilisasi,” ujarnya.
Program sterilisasi ini diakui Riadi juga bukan hal yang mudah untuk diaplikasikan di lapangan. Pasalnya, anjing yang menjadi sasaran program sterilisasi sulit untuk ditangkap. “Pernah kita coba tangkap di Pandan Dure itu. Seminggu baru kita bisa menangkap satu ekor. Di Terara itu juga tidak ada yang ditangkap anjing yang menggigit,” katanya.
Tindakan yang paling cepat dilakukan untuk mencegah rabies saat ini yaitu pemberian vaksin. Karena pemerintah pusat mendistribusikan vaksin anti rabies setiap tahun. “Stok kita tahun kemarin masih ada. tahun ini pasti ada alokasinya dari Kementerian Pertanian,” ungkapnya. (azm)