24.7 C
Mataram
Selasa, 22 Juli 2025
BerandaDaerahNTBDemo Rumah Singgah RSUD NTB, Gubernur Bantah Instruksikan Tindakan Represif terhadap Mahasiswa

Demo Rumah Singgah RSUD NTB, Gubernur Bantah Instruksikan Tindakan Represif terhadap Mahasiswa

Mataram (Inside Lombok) – Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal menegaskan dirinya tidak pernah memberikan instruksi kepada aparat penegak hukum untuk bertindak represif terhadap mahasiswa yang menggelar aksi demo terkait penggusuran rumah singgah di area RSUP NTB. Pernyataan ini disampaikan menyusul kabar yang beredar tentang luka-luka yang dialami sejumlah mahasiswa pasca-aksi tersebut.

“Tidak ada yang pernah memerintahkan untuk mengusir masyarakat yang menempati rumah singgah di RSUP NTB. Selain itu, tidak pernah kami memerintahkan untuk melakukan tindakan represif sama sekali,” tegas Iqbal di Kantor Gubernur NTB, Jumat (7/3).

Iqbal menambahkan, apabila memang terjadi tindakan represif, pihaknya akan mengecek lebih lanjut mengenai kebenaran kabar tersebut. “Apabila memang terjadi tindakan represif, kami harus lihat terlebih dahulu. Sebab, kabar yang beredar hanya sebatas pernyataan. Jadi, belum bisa dibuktikan, benar atau tidak (tindakan represif, Red) itu,” ungkapnya.

Menurut Iqbal, permasalahan rumah singgah tersebut sebenarnya merupakan persoalan yang cukup sederhana. “RSUP tidak memiliki tugas dan fungsi dalam menyiapkan rumah singgah. Tugas rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa ada bangunan di dalam RSUP yang selama ini digunakan sebagai rumah singgah oleh keluarga pasien. “Entah bagaimana ceritanya, bangunan di dalam RSUP yang sebenarnya tidak berstatus sebagai rumah singgah, kemudian digunakan oleh keluarga pasien. Bangunan itu tidak pernah dideklarasikan sebagai rumah singgah,” jelasnya.

Namun, lanjut Iqbal, masalah ini muncul karena komunikasi yang kurang baik antara pihak RSUP dan penghuni rumah singgah. “Ada orang yang memakainya, tapi tidak mau keluar. Karena adanya komunikasi yang tidak cukup baik, muncul anggapan bahwa pihak RSUP akan mengusir keluarga pasien yang menempati bangunan tersebut, yang kemudian memicu bentrokan fisik,” ujarnya.

Lebih lanjut, Iqbal menegaskan bahwa rumah singgah tersebut akan ditata dan dikelola dengan lebih baik kedepannya. “Rumah singgah itu akan ditata agar lebih baik dan lebih terstruktur,” imbuhnya.

Iqbal juga menambahkan bahwa saat peristiwa penertiban rumah singgah terjadi, dirinya sedang berada di Magelang mengikuti proses retret, sehingga tidak berada di lokasi kejadian. (gil)

- Advertisement -


Berita Populer