Mataram (Inside Lombok) – Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti di NTB. Meskipun sumbangsihnya tidak terlalu besar, namun ketika pandemi covid-19 memberikan dampak bagi sektor pariwisata di NTB. Karena kondisi tersebut, Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB ikut mendorong pengembangan geliat desa wisata untuk memperkuat pariwisata daerah.
Pariwisata pasca-pandemi Covid-19 menghadapi tantangan yang berat untuk kembali bangkit. Mengingat, pada masa itu seluruh industri pariwisata gulung tikar, karena tidak adanya kunjungan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara (wisman). Bahkan hingga kini sektor pariwisata masih dalam tahap pemulihan.
“Dari kondisi itu, kita pikirkan apa yang bisa mendorong desa-desa wisata ini, seperti di Desa Wisata Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah. Ternyata melaksanakan event menjadi satu stimulus,” ujar Deputi Perwakilan BI NTB, Winda Putri Listya, Selasa (21/5).
Menurutnya, pelaksanaan event di desa wisata dengan mendatangkan sekitar 250 orang maka bisa menghidupkan kembali desa wisata itu. Sehingga warga sekitar desa juga merasakan dampak positifnya. Namun, masih ada tantangan besar dalam pengembangan pariwisata, dalam konteks pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia).
“Untuk meningkatkan SDM, tidak cukup sosialisasi, pelatihan, dia juga harus bisa praktek langsung. Bagaimana melayani jumlah pengunjung yang banyak, berbagai atraksi disiapkan. Jadi kami coba menggerakan dari hulu ke hilir, makanya kita datang,” jelasnya.
Dikatakan, Bank Indonesia mendukung pengembangan sektor pariwisata di desa wisata tidak hanya kali ini. Bahkan sejak 2021 lalu, namun karena kondisi pandemi covid-19 sehingga ada keterbatasan untuk beraktifitas diluar rumah, sehingga sempat terhenti. Tetapi pasca pandemi, BI NTB menyusun kembali capaiannya apa dan grand design pengembangannya seperti apa.
“Kami sudah datangkan ahlinya success story dari Bali dan itu juga desa binaan BI Bali. Kami mau replikasi pengembangan bisnisnya, mulai dari standarisasi sarhunta (sarana hunian pariwisata), dorong pemasaran digitalnya, itu penting untuk membangun branding mereka dan akan menarik wisatawan datang,” jelasnya.
Selanjutnya pengembangan kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia), untuk BI Provinsi NTB berkolaborasi dengan pemerintah daerah, khususnya di Desa Wisata Bilebante untuk pengembangan pariwisata di desa wisata. Sekaligus pengembengan ekonomi masyarakat sekitar.
“Jadi menumbuhkan pertumbuhan ekonomi yang eksklusif, pemerataan. Termasuk geliat ekonomi masyarakat di desa wisata seperti di Bilebante. NTB punya potensi alam yang bagus, itu bisa dikembangkan,” demikian. (dpi)