25.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaDaerahNTBGunung Rinjani Berkali-kali Kebakaran Sepanjang 2024, Kelalain Manusia Jadi Penyebab Terbesar

Gunung Rinjani Berkali-kali Kebakaran Sepanjang 2024, Kelalain Manusia Jadi Penyebab Terbesar

Mataram (Inside Lombok) – Kebakaran hutan yang terjadi di area Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) sepanjang 2024 tercatat mencapai delapan peristiwa. Bahkan baru-baru ini terjadi kebakaran di jalur pendakian Senaru, yang mengakibatkan sekitar 142 hektare lahan habis terbakar. Kejadian kebakaran hutan ini memang terjadi setiap tahunnya, baik karena kondisi alam maupun kelalaian manusia.

“Yang sering terjadi di sembalun. Aik Berik dua kali selama Juni- agustus, Aikmel 1 kali dan 3 kalinya di Sembalun Sajang. Skala kecil, tidak seperti tahun kemarin yang lumayan besar. Januari sekitar 50 hektare yang tujuh lokasi, dan ditambah Senaru ya sekitar 200-an hektare, tahun lalu sampai ribuan hektare,” ungkap Penanggung Jawab Kebakaran TNGR, Lalu Santawan, Jumat (22/11).

Diakui, kejadian kebakaran ini memang banyak penyebabnya, baik karena unsur kesengajaan maupun kondisi cuaca karena kekeringan. Bahkan dari pihak TNGR telah membuatkan pernyataan agar tidak ada pembakaran dilakukan dengan sengaja. Pasalnya, kebakaran ini mulai dari hal yang kecil. Kemudian merambat hingga meluas wilayah yang terbakar.

“Asalnya di Sembalun, itu membakar di kebun. Apalagi di sana angin sulit diprediksi arahnya. Sulit memang kalau sudah kering, cuaca kering, angin kencang, itu cepat meluas. Masih 90 persen ke atas karena kelalaian manusia terjadi kebakaran,” jelasnya.

Sejauh ini pihaknya belum memberlakukan efek jera terhadap orang-orang yang melakukan pembakaran di kebun. Hanya sebatas pembinaan saja dan dibuatkan surat pernyataan agar tidak melakukan kembali. Pasalnya, dampak dari kebakaran di kebun bisa saja meluas hingga ke daerah lainnya di sekitar TNGR.

“Kebakaran ini memang ada siklusnya, pernah 5 tahun lalu itu kebakarannya cukup besar. Kalau dua tahun tidak ada kebakaran kita malah khawatir, ditakutkan akan membakar pohon-pohon yang besar. Karena rumput menjalar semakin tinggi,” terangnya.

Sementara, untuk imbauan kepada masyarakat sekitar maupun pendaki agar tidak sembarangan menyalakan api atau membuat puntung rokok, sudah ada papan larangan. Serta himbauan di setiap titik titik kebakaran, bahkan para pendaki akan di briefing sebelum melakukan pendakian.

“Tapi kembali kesadaran masing-masing bagaimana menciptakan pendaki cerdas sepenuhnya. Jangankan masalah kebakaran, masalah sampah saja jadi problem kita di Rinjani. Itu juga jadi pr kita,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer