Mataram (Inside Lombok) – Hujan yang terjadi saat ini belum menyebar ke seluruh wilayah di NTB terutama di Lombok bagian selatan. Hal ini berdampak pada masa tanam para petani mundur dari biasanya.
Asisten II Setda Provinsi NTB, Fathul Gani mengatakan saat ini curah hujan di NTB baru menyasar 42 persen. Hal ini berdampak pada tanaman para petani. “Beberapa kondisi lahan pertanian kita yang di Lombok Timur bagian selatan. Kondisi curah hujan kita belum merata di seluruh provinsi NTB, baru 42 persen,” katanya.
Pada awal 2024 ini, pemerintah daerah berharap curah hujan bisa dirasakan secara merata oleh semua warga di NTB. Karena dengan begitu akan berdampak langsung pada tanaman para petani. “Harapan kita memasuki tahun 2024 ini di awal Januari–Februari keseluruhan sudah curah hujan,” katanya.
Belum meratanya curah hujan ini beberapa wilayah di NTB yang terutama di Lombok Timur bagian Selatan seperti Jerowaru, Keruak, dan beberapa daerah lainnya. “Dampak dari belum merata curah hujan ini ada beberapa lokasi terutama di Lombok Timur bagian selatan (seperti) Sakra Timur, Jerowaru, Keruak memang kita akui belum bisa memulai menanam,” katanya.
Wilayah-wilayah tersebut, sambung Fathul, belum tersentuh dengan aliran teknis bendungan Pandan Dure. Sementara itu, bendungan Pandan Dure juga sangat tergantung dengan curah hujan. “Ini yang coba kita harus monitor di lapangan. Itu memang tidak terjangkau aliran teknis bendungan pandan dure sangat tergantung dengan hujan,” ujarnya.
Dikatakannya, meski ada musim tanam yang mundur, beberapa lokasi lainnya sudah mulai melakukan penanaman. Seperti di Lombok Barat, sebagian wilayah Lombok Tengah dan Lombok Utara. “Yang lain tetap musim tanam tahap pertama sudah dimulai. Seperti Lombok Barat, Mataram sudah,” ujarnya. (azm)
