Mataram (Inside Lombok) – Rencana pemerintah pusat menurunkan harga tiket pesawat disambut baik pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi NTB. Pasalnya jika rencana tersebut direalisasikan, maka tingkat kunjungan wisatawan diprediksi akan mengalami peningkatan.
Kepala Dispar NTB, Jamaludin Malady mengatakan selama ini harga tiket pesawat menjadi keluhan para wisatawan. “Kita saja yang di Lombok dan diundang rapat ke Jakarta, aduh harganya (tiket mahal, Red),” katanya.
Setelah Kabinet Merah Putih resmi menjadi pemerintahan baru di Indonesia, diharapkan bisa menyelesaikan persoalan harga tiket pesawat tersebut. Penurunan harga tiket pun diproyeksi bisa terealisasi sebelum 2025 mendatang. “Kan 100 hari program Kabinet Merah Putih, bisa masuk ke program 100 hari mereka penurunan harga tiket ini,” harapnya.
Penurunan harga tiket pesawat menurut Jamal memiliki multiplier effect. Di mana, ketika harga tiket turun maka jumlah kunjungan wisatawan akan meningkatkan dan hal ini akan berdampak pada perputaran ekonomi di daerah. “Mereka (wisatawan, Red) datang sebagai rojali (rombongan jadi beli). Ini kan berdampak ada perputaran ekonomi. Pusat oleh-oleh akan ramai lagi. Okupansi hotel, transportasi berjalan semua,” katanya.
Target wisatawan di Provinsi NTB yaitu sebanyak 2,5 juta orang baik domestik maupun mancanegara. Hingga Oktober lalu, jumlah wisatawan yang datang disebut sudah lebih dari 2 juta orang. “Alhamdulillah sudah diatas 2 juta lah. Insyaallah melewati target tahun kemarin,” katanya.
Sebanyak 2 juta wisatawan ini menggunakan jalur udara dan laut. Namun pendataan jalur laut masih belum dilakukan pendataan dengan maksimal. “Itu sudah dari jalur udara dan laut seperti Gili. Tapi kan ada yang belum masuk pendataan terutama wisatawan yang hanya menikmati destinasi wisata yang ada disekitar,” tegasnya.
Jika penurunan harga tiket bisa terealisasi tahun ini, diprediksi target 2,5 juta wisatawan bisa tercapai. Jamal menyebut, pintu masuk wisatawan ke NTB tidak hanya udara melainkan juga lewat jalur laut. “Kita kan ada pintu masuk Lembar. Pintu masuk laut di Gili untuk wisatawan di Bali. Labuan Bajo melalui Sape,” katanya.
Pendataan di setiap pintu masuk ini perlu dilakukan lebih maksimal. Sehingga bisa diketahui jumlah wisatawan yang masuk ke NTB baik melalui jalur udara maupun laut. “Ini yang perlu kita data di semua pintu-pintu masuk ke NTB baik di Pulau Sumbawa maupun Lombok,” ungkapnya. (azm)