Mataram (Inside Lombok) – Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025 ini, inflasi dan ketersediaan bahan pokok di NTB diharapkan tetap terjaga. Penjabat Gubernur NTB, Hassanudin pun telah memberikan arahan kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menjelang Nataru di Pendopo Gubernur, Kamis (12/12).
Dinas Ketahanan Pangan NTB memaparkan laporan bulanan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) hingga November 2024 dari stok awal 289.634 kilogram tersedia cadangan sebesar 281.155 kilogram. Sementara ketersediaan 12 jenis pangan pokok strategis, cadangannya masih tercukupi dengan asumsi kebutuhan per pekan seperti beras, minyak goreng, daging sapi dan cabai merah dengan penetapan harga pemerintah yang sesuai dengan kondisi pasar serta berkoordinasi dengan Bulog dan Dinas Pertanian dan Perkebunan serta mitra terkait untuk pengelolaan dan ketersediaan stok berkelanjutan.
Sementara itu Biro Perekonomian NTB dalam pemaparan terkait inflasi mengungkapkan perkembangan inflasi NTB periode Januari sampai November untuk inflasi gabungan (Kota Mataram, Bima, Sumbawa) sebesar 1,46 persen (year on year) lebih rendah dari angka nasional (1, 55 persen), month to month sebesar 0,56 persen dan year to day sebesar 0,81 persen dari komoditas antara lain tomat, bawang merah, emas perhiasan, daging ayam dan tongkol.
Dalam Indeks Perkembangan Harga (IPH), NTB menempati peringkat ketiga terendah nasional dengan perubahan sebesar -0, 42 persen. Dinas Pertanian dan Perkebunan memaparkan proyeksi produksi dan kebutuhan pangan NTB sampai dengan akhir tahun seperti beras, perkiraan kebutuhan sebesar 557.261.07 ton dengan perkiraan produksi sebesar 827.810 ton harus memenuhi sisa produksi sebesar 270.548.03 ton dari panen begitu pula dengan bahan pokok lain, Distanbun menjelaskan target produksi dan harga pangan hingga Desember 2024. (r)