Mataram (Inside Lombok) – Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat inflasi NTB April 2023 sebesar 4,41 persen. Dimana terjadi kenaikan indeks pada kelompok transportasi sebesar 16,16 persen, di mana lonjakan harga tiket pesawat yang terjadi belakangan ini menjadi penyumbang tertinggi. Hal itu pun menjadi atensi Pemprov NTB.
Upaya penanggulangan inflasi dari harga tiket pesawat penting segera diatasi, mengingat NTB dalam waktu dekat akan menjadi tuan rumah beberapa event. Guna mempermudah orang datang dari luar daerah, Pemprov NTB disebut tengah berupaya agar harga tiket pesawat tidak terlalu tinggi hingga menyumbang inflasi.
“Ya masih (jadi persoalan, Red). Kita sedang berusaha. Kemarin kita ke Injourney, sudah masuk frekuensinya lebih banyak lagi (maskapai) Citilink,” ujar Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, Selasa (30/5).
Diakui, setelah pandemi Covid-19, industri penerbangan keadaannya mulai membaik. Mengingat di masa pandemi lalu banyak industri penerbangan yang terdampak. Namun kini harga tiket pesawat cukup tinggi, hingga dikhawatirkan mempengaruhi kedatangan wisatawan ke NTB. Terutama pada gelaran event-event besar dalam waktu dekat.
“Tidak apa-apa tiket itu naik, kalau misalnya setelah ada acara kemudian turun. Bahaya itu kalau naik terus. Contoh tiket Bali ke Lombok saja mencapai jutaan, daripada ke Jawa. Ini perlu kita perhatikan,” lanjut Gubernur.
Pemprov NTB disebutnya tidak tinggal diam dengan kondisi tersebut. Komunikasi dengan Kementerian Perhubungan kaitan tingginya harga tiket pesawat belakangan ini pun sudah dilakukan. Karena hal tersebut mempengaruhi tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi daerah. Padahal saat ini kondisi inflasi sudah cukup bagus dibandingkan dengan sebelumnya.
“Sudah (komunikasi dengan Kemenhub, Red), makanya Citilink yang nampak sekarang (operasional maskapainya),” ujar Gubernur.
Untuk diketahui, BPS NTB mencatat pada April 2023, inflasi year on year (y-on-y) Gabungan Dua Kota (Kota Mataram dan Kota Bima) sebesar 4,41 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,93 pada April 2022 menjadi 113,74 pada April 2023.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok transportasi sebesar 16,61 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,25 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,11 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,71 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,47 persen. Kemudian kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,46 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,31 persen. (dpi)