Mataram (Inside Lombok) – KPU Provinsi NTB sudah mulai memetakan tingkat kerawanan di 10 kabupaten/kota pada saat pendistribusian logistik. Selain masalah logistik, mitigasi yang dilakukan juga untuk semua proses pelaksanaan pilkada serentak 2024 ini.
Ketua KPU Provinsi NTB, M. Khuwailid mengatakan untuk memaksimalkan persiapan semua tahapan KPU NTB melibatkan semua stakeholder terkait mulai dari BMKG, perusahaan provider dan beberapa pihak yang terlibat lainnya. “Kita akan memetakan jalur distribusi logistic mulai dari gudang hingga ke TPS,” katanya.
Ia mengatakan beberapa jalur di NTB kerap terputus sehingga akses transportasi cukup sulit. Hal ini biasanya disebabkan karena bencana longsor dan banjir. “Ini sangat penting bagi kami untuk mitigasi risiko terhadap distribusi ataupun TPS yang berkemungkinan terdampak,” katanya.
Selain itu, pada saat perhitungan suara nanti akan menggunakan Sirekap. Dalam penggunaan sistem ini, KPU Provinsi NTB melakukan mitigasi khususnya di TPS yang masih blank spot atau susah sinyal. “Ini membutuhkan jaringan yang kuat. Kami akan meletakkan TPS yang blank spot atau TPS yang jaringan lemah,” katanya.
Pada musim hujan ini dua persoalan tersebut menjadi atensi KPU Provinsi NTB untuk menyukseskan pelaksanaan pemungutan hingga perhitungan suara. Ketika musim hujan, sejumlah lokasi di NTB sangat mempengaruhi kekuatan jaringan internet. “Ketika itu terjadi pada hari H, dimana kemudian teman-teman KPPS akan mengirim hasil penghitungan suara akan mengalami gangguan,” katanya.
Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, gudang logistic KPU Kota Mataram terendam banjir. Dengan kondisi ini, semua logistik terpaksa dipindah ke gudang yang lebih aman agar logistic tidak ada yang rusak. (azm)