Mataram (Inside Lombok) – Museum Negeri Provinsi NTB menggelar pameran temporer dengan menampilkan 110 koleksi. Terdiri dari koleksi etnografika, keramologika, dan filologika. Pameran ini tidak hanya menampilkan alat-alat rumah tangga, tetapi juga berfungsi sebagai otokritik terhadap penggunaan plastik yang mencemari lingkungan.
Kepala Museum Negeri Provinsi NTB, Ahmad Nuralam mengatakan pameran temporer yang digelar sebagai salah satu cara edu-wisata, yaitu memperkenalkan tata cara dan alat memasak di Provinsi NTB pada zaman dulu. “Kaitannya dengan rumah tangga dan generasi muda. Ini kita menunjukan bahwa kebudayaan itu terhadap persoalan kita terhadap mikro plastik,” katanya, Jumat (13/12) sore.
Ia mengatakan, metode memasak yang diterapkan pada zaman dahulu tidak pernah menghasilkan sampah dari dapur. Misalnya membeli ikan dan kebutuhannya lainnya lebih banyak dibungkus menggunakan daun. “Membeli ikan dibungkus pakai daun. Kalau sekarang itu tempe dibungkus pakai plastik,” katanya.
Masing-masing suku memiliki ciri khas yang memperkaya kebudayaan lokal, terlihat dari alat-alat rumah tangga yang telah berevolusi sejak masa prasejarah. Alat rumah tangga tradisional bukan hanya sekadar benda, tetapi juga merupakan cerminan nilai-nilai budaya dan identitas masyarakat di NTB. “Melalui pameran ini, kami ingin mengajak pengunjung untuk memahami pentingnya menjaga warisan budaya sekaligus berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik,” katanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak peralatan rumah tangga modern terbuat dari plastik yang berkontribusi pada masalah limbah dan pencemaran lingkungan. Plastik menjadi bahan yang sangat praktis untuk keperluan sehari-hari, namun penggunaan plastik juga dapat mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan manusia melalui mikroplastik
Menurut data terbaru, Indonesia merupakan salah satu negara yang menghadapi masalah serius terkait mikroplastik. Pada April 2024, laporan dari Environmental Science & Technology menunjukan bahwa Indonesia menjadi penghirup mikroplastik terbesar di dunia, dengan rata-rata mencapai 15 gram per bulan per orang. Penggunaan plastik sekali pakai dalam peralatan rumah tangga dan kemasan juga berkontribusi besar terhadap masalah ini.
“Jadi pameran ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pengunjung tentang pentingnya kesadaran akan lingkungan dan perlunya mengurangi penggunaan plastik serta dampak negatif dari sampah plastik. Serta, pentingnya kebijakan pemerintah terhadap pengelolaan sampah plastik,” katanya.
Dalam pameran temporer tersebut, Museum Negeri NTB membuat dapur zaman dahulu yang dilengkapi dengan tungku serta alat memasak tradisional. Pemeran ini sangat penting karena generasi saat ini khusus peserta didik tingkat SD hingga SMA tidak tahun tentang alat memasak ini. “Kita pamerkan alat-alat memasak yang menyehatkan dan kita ada banyak potensi,” ungkapnya.
Pameran temporer ini akan digelar mulai dari 13 Desember 2024 hingga 13 Februari 2025 mendatang. Untuk memeriahkan pameran, Museum Negeri Provinsi NTB akan menyebarkan surat kepada sekolah-sekolah di NTB. “Kami akan bersurat kepada Dikbud NTB dan Dinas Pendidikan kabupaten dan kota untuk mengajak peserta didik berkunjung ke pameran temporer kita,” ucapnya.
Melalui surat yang akan ditujukan kepada dinas pendidikan kabupaten dan kota itu, Museum NTB meminta agar kepada sekolah mewajibkan peserta didik untuk berkunjung ke pameran temporer. Karena Museum NTB bisa menjadi lokasi yang dipilih untuk outing class para siswa. “Kita berusaha untuk menampilkan. Jadi mereka belajar tentang nenek moyang kita,” tegasnya. (azm)