26.5 C
Mataram
Kamis, 5 Desember 2024
BerandaDaerahNTBTaklimat Media 2024, Suku Samawa Lebih Sering Gunakan Bahasa Indonesia

Taklimat Media 2024, Suku Samawa Lebih Sering Gunakan Bahasa Indonesia

Mataram (Inside Lombok) – Kantor Bahasa Provinsi NTB menggelar taklimat media 2024, Senin (2/12). Melalui program ini sejumlah informasi terbaru dipublikasikan kepada masyarakat termasuk jumlah kosa kata bahasa daerah yang sudah masuk ke dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI).

Kantor Bahasa Provinsi NTB juga sudah memiliki berbagai program inovasi yang dikembangkan beberapa diantaranya Sidaya, Kamus Digital Sasambo, Kamus Bergambar, Sinano (Koleksi Naskah Kuno), Sinar Sasambo, Cerita Digital, Kamus Terpadu Bahasa Daerah (Sasak, Samawa, dan Mbojo)-Bahasa Indonesia-Bahasa Isyarat-Aksara Braille dan beberapa lainnya.

Selain itu, berdasarkan data yang dimiliki Kantor Bahasa Provinsi NTB, secara keseluruhan jumlah kosa kata bahasa daerah yang sudah masuk ke dalam KBBI yaitu berbeda-beda di masing-masing suku. Di NTB terdapat tiga suku yaitu sasak, samawa dan Mbojo.

Berdasarkan kesukuan kosa kata bahasa sasak paling banyak masuk ke KBB yaitu mencapai 6.115 kosa kata. Suku Mbojo sebanyak 3.670 kosa kata dan suku Samawa hanya 712 kosa kata.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB, Puji Retno Hardiningtyas mengatakan kosa kata yang diajukan bersumber dari masyarakat. Artinya, memilih kosa kata yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. “Kami peduli merekam jejak kata-kata yang digunakan oleh masyarakat NTB. Inti dari kegiatan ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat,” katanya Senin (2/12) siang.

Sementara terkait kosa kata yang masuk KBBI tersebut yang bisa diverifikasi oleh tim perkamusan badan pengembangan dan pemilihan bahasa. Kosa kata tersebut kemudian diserap kedalam bahasa indonesia.

“Kosa kata bahasa samawa itu banyak mengadopsi bahasa Indonesia kedalam bahasa daerah. Sehingga kosa kata yang seharusnya bisa diusulkan ke dalam KBBI sudah ada. Jadi itu kendalanya,” ungkap Retno.

Kantor Bahasa Provinsi NTB akan melakukan pemetaan bahasa. Nantinya, pemetaan bahasa ini tidak hanya berdasarkan kosa kata swadesh. “Kita ada 200 kosakata swadesh yang dilakukan peneliti melakukan pemetaan bahasa,” katanya.

Pengumpulan kosa kata bahasa sasak, samawa dan mbojo ini berdasarkan cerita rakyat atau buku. Dari kosakata tersebut bisa digunakan untuk kalimat, paragraf sehingga lebih luas kosa kata yang bisa diserap kedalam bahasa daerah.

“Pemetaan bahasa daerah ini untuk mengkaji ulang pemetaan tahun 2018. Sudah banyak pergeseran. Penambahan dana kata yang punah karena tidak digunakan lagi. Itu salah satu yang kami lakukan. Tahun 2025 kita lakukan pemetaan sekaligus inventarisasi kosakata Samawa Sasak dan Mbojo,” katanya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer