27.5 C
Mataram
Rabu, 23 Oktober 2024
BerandaDaerahNTBTekan Angka Pernikahan Usia Dini, IWAPI NTB Gencar Edukasi Siswi Sekolah

Tekan Angka Pernikahan Usia Dini, IWAPI NTB Gencar Edukasi Siswi Sekolah

Mataram (Inside Lombok) – Kasus pernikahan usia dini masih terjadi di beberapa daerah. Kondisi ini menjadi perhatian semua pihak, tak terkecuali dari Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) NTB merasa prihatin dengan tingginya angka pernikahan usia dini. Untuk menekan angka pernikahan dini IWAPI NTB menggencarkan edukasi di sekolah-sekolah dan pondok pesantren.

Ketua IWAPI NTB, Baiq Diyah Ratu Ganefi mengatakan, mencegah pernikahan dini sangat penting. Menikah dini dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, sosial, dan psikologis anak perempuan maupun laki-laki. Oleh karena itu, penting untuk mencegah pernikahan di bawah umur agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih besar.

“Menikah boleh dilakukan saat usia 19 tahun keatas, tapi kalau dibawah usia itu memiliki dampak. Misalnya, untuk perempuan, usia kandungan yang belum siap diisi janin, sangat rawan dan berisiko terhadap Kesehatan,” ujar Baiq Diyah Ratu Ganefi, Rabu (17/1).

Potensi dampak lainnya adalah, ketika perempuan menikah dibawah usia ideal, tingkat kematangan secara ekonomi sangat kecil. Apalagi perempuannya belum siap bekerja. “Otomatis, anaknya berpotensi stunting kalau secara ekonomi belum siap. Karena asupan makanan, atau gizi untuk janin atau bayi, atau anak, tentu sangat kurang,” katanya.

- Advertisement -

Ditambah lagi, menikah di usia dini bagi laki-laki juga secara emosional belum siap menjadi kepala keluarga. Termasuk secara ekonomi belum siap memberikan santunan secara materi kepada keluarga. “Sudah pasti belum bisa bekerja kalau laki-lakinya juga dibawah umur. Sehingga rawan perceraian kalau sama-sama belum siap,” terangnya.

Selain itu menikah di usia dini tidak mendapatkan dokumen resmi dari pemerintah. Akta nikah, begitu juga akte anaknya nanti. Kalau tidak punya akta, akan kesulitan mendapatkan identitas dan dampaknya secara sosial juga banyak.

“IWAPI akan terus melakukan edukasi pencegahan pernikahan dini. Karena kami perempuan pengusaha, kami juga selipkan materi-materi tentang wirausaha, supaya mereka memilih wirausaha daripada nikah usia dini,” jelasnya.

Ada beberapa cara pencegahan pernikahan dini yang dapat dilakukan antara lain, menyediakan pendidikan formal yang memadai. Sosialisasi tentang pendidikan seks. Memberdayakan masyarakat agar lebih paham bahaya pernikahan dini. Mendorong terciptanya kesetaraan gender.

IWAPI dalam kegiatan ini bekerjasama dengan Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW), Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dan stakeholder lainnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer