23.5 C
Mataram
Selasa, 11 Februari 2025
BerandaDaerahNTBTumbuhkan Ekonomi NTB 7 Persen, Sektor Dominan Harus Ditingkatkan

Tumbuhkan Ekonomi NTB 7 Persen, Sektor Dominan Harus Ditingkatkan

Mataram (Inside Lombok) – Sebagai bagian dari upaya pemulihan dan penguatan perekonomian daerah pasca-pandemi, pemerintah pusat menargetkan ekonomi Provinsi NTB bisa tumbuh sebesar 7 persen di 2025 ini. Target pertumbuhan yang optimistis ini mencerminkan keyakinan pemerintah terhadap potensi besar NTB, dengan fokus pada sektor-sektor unggulan seperti pariwisata, pertanian, dan industri kreatif, yang diharapkan dapat mendorong pencapaian ekonomi yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Namun, tantangan besar menghadang upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi NTB, seperti ketidakpastian ekonomi global, ketergantungan pada sektor pariwisata, serta kebutuhan akan penguatan infrastruktur dan sumber daya manusia. Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan harus bekerja sama menciptakan kebijakan yang tepat, guna mempercepat pemulihan dan mendorong keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di NTB.

Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi NTB, Wirajaya Kusuma mengatakan Pemprov NTB berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor-sektor yang memberikan pengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi NTB. Fokus utama akan diberikan pada pengembangan sektor unggulan seperti pariwisata, pertanian, dan industri kreatif, dengan harapan dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya saing daerah, dan memperkuat perekonomian lokal dalam jangka panjang.

Adapun sektor yang memberi share tertinggi di PDRB NTB yaitu pertanian 20,06 persen, pertambangan 19,02, perdagangan 14,47 persen dan konstruksi 9,74 persen. “Inilah yang perlu diperhatikan, sektor-sektor yang memiliki share tertinggi seperti pertanian, pertambangan, perdagangan dan konstruksi. Kualitas dan kuantitas produksi dari masing-masing sektor ini harus diperbesar,” kata Wirajaya, Kamis (7/2).

Menurutnya, sektor pertanian yang memberi share tertinggi di PDRB NTB harus tetap menjadi fokus bersama. Sehingga tantangan berupa penurunan produksi padi di 2024 sebesar 5,53 persen atau turun dari 1.538 ribu ton GKG menjadi 1.453 ribu ton GKG harus dicermati penyebabnya. “Luas panen kami yang turun. Secara nasional, kami ditargetkan 434.051 hektare. Namun, 283 ribu hektare yang sekarang. Sehingga perlu kerja keras. Karena share pertanian sangat tinggi di PDRB NTB yaitu 20 persen. Jika ini lemah maka bahaya,” terangnya.

Wirajaya menyampaikan perlunya semua pihak untuk duduk bersama guna menyusun satu formulasi penting terkait dengan upaya meningkatkan perekonomian NTB tahun ini sesuai dengan target. Perlunya kekompakan antar semua elemen karena angka 7 persen merupakan target yang tinggi.

“Butuh duduk bersama dalam satu FGD terkait dengan target pertumbuhan 7 persen. Menyusun formulasi untuk mengejar target yang diberikan oleh pusat. Ini target ambisius dengan kondisi daerah kita begini. Cukup berat, sehingga butuh effort bergerak bersama-sama,” tandasnya.

Untuk diketahui, BPS NTB mencatat ekonomi NTB tumbuh 5,30 persen di 2024, di tahun 2023 ekonomi NTB hanya tumbuh 1,80 persen, kemudian di 2022 ekonomi tumbuh 6,95 persen dan di 2021 hanya tumbuh 2,30 persen. (gil)

- Advertisement -

Berita Populer