Mataram (Inside Lombok) – Provinsi NTB menargetkan net zero emisi pada 2050 mendatang. Untuk bisa mewujudkan target tersebut, upaya-upaya sudah mulai dilakukan pemda salah satunya dengan penggunaan kendaraan listrik.
Sekretaris Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB, Niken Arumdati mengatakan penggunaan sepeda listrik di NTB masih belum masif. Namun saat ini beberapa sekolah juga membuka pelayanan untuk melakukan konversi dari motor bahan bakar energi fosil ke listrik salah satunya SMK Negeri 1 Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.
SMK tersebut sudah memiliki sertifikat dari Kementerian Perhubungan sebagai bengkel pemasangan, perawatan dan pemeriksaan peralatan instalasi sistem penggerak motor listrik pada kendaraan bermotor. Sertifikat yang diberikan pada November 2024 lalu dan berlaku selama lima tahun kedepan.
“Upaya yang dilakukan salah satunya itu elektrifikasi inklusif dan berkelanjutan. Yaitu fokusnya pada mengurangi kesenjangan listrik dan solusinya yaitu dengan mini grid dan kendaraan listrik,” katanya.
Selain SMK 1 Jonggat, konversi kendaraan listrik ini juga sudah dilakukan oleh SMK Negeri 3 Mataram. Pelaksanaan konversi ini juga sudah dilakukan dan menerima konversi kendaraan bahan bakar fosil ke listrik.
Disamping menargetkan emisi nol bersih 2050, NTB juga berupaya menargetkan bisa menggunakan energi baru terbarukan pada tahun 2040 mendatang. Sumber bahan bakar yang hemat energi di NTB sangat banyak salah satunya bonggol jagung.
Selain itu, NTB juga tengah mengembangkan sejumlah teknologi pembangkit ramah lingkungan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
Langkah ini diperkuat dengan efisiensi energi, melalui teknologi hemat daya dan pengurangan emisi karbon. Dengan harapan, dapat menciptakan sistem kelistrikan yang berkelanjutan dan tangguh di NTB. (azm)
