Mataram (Inside Lombok) – Mantan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menanggapi program revitalisasi kantor Gubernur NTB yang akan dilakukan di 2024 ini. Revitalisasi saat ini dinilai tanggung, karena kondisi bangunan tersebut masih bagus.
Hal itu diungkapkan Dr. Zul lewat akun media sosial Instagramnya. Ia mengatakan, bangunan kantor Gubernur NTB disebut barus saja direnovasi. “Ya kalau tentang rencana pemda sekarang memperbaiki kantor Gubernur ya, sebenarnya agak tanggung ya. Karena saya sendiri punya kantor itu sudah bagus ya baru direnovasi lagi (ruangan gubernur, Red),” katanya.
Selain itu, ia menyayangkan dengan alasan sebesar Rp40 miliar lebih digunakan untuk perbaikan kantor dengan mengorbankan program lain seperti beasiswa. Padahal, program beasiswa menurutnya memiliki dampak yang bagus untuk jangka panjang.
“Jadi kalau alasannya untuk renovasi 40 miliar kemudian mengorbankan program lain menurut saya punya impact yang sangat bagus buat jangka panjang seperti beasiswa ya sayang aja,” katanya.
Menurutnya, jika akan memperbaiki kantor Gubernur maka harus dilakukan sekalian agar lebih bagus. Karena dengan anggaran Rp40 miliar dan mengorbankan program beasiswa disebut masih tanggung. “Nanti kalau mau memperbaiki kantor Gubernur sekalian yang bagus gitu,” katanya.
Ia mengharapkan perbaikan yang dilakukan dengan anggaran Rp40 miliar bukan tambal sulam namun diperbaiki untuk kebaikan bersama. “Mudah-mudahan saya kira ini nggak tambal sulam sehingga betul-betul memperbaiki untuk kebaikan kita bersama,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Penjabat Sekda NTB, Ibnu Salim mengatakan revitalisasi pembangunan kantor Gubernur NTB menjadi kebutuhan pemerintah daerah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. “Sebagai kawasan destinasi kita yang juga menjadi ikon daerah kita. Karena kan bangunannya kondisinya ya harus dibenahi,” katanya.
Ia mengatakan saat ini kantor Gubernur NTB belum memiliki bagian informasi di depan gedung sehingga menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Dengan demikian, revitalisasi yang akan dilakukan akan disiapkan bagian informasi sehingga memudahkan masyarakat.
“Salah satu contoh misalnya kalau masyarakat mau ke biro umum kadang masyarakat bingung mau lewat mana. Harus ada lobinya atau resepsionis di depan untuk pusat informasi,” katanya.
Selain menyiapkan bagian informasi, revitalisasi juga perlu dilakukan karena banyak bagian yang sudah bocor. Hal ini disebabkan karena bangunan yang ada saat ini sudah cukup lama yaitu sejak tahun 1977 silam. “Belum dampak kebocoran-kebocoran bangunan yang lama mungkin dari tahun 1977,” katanya.
Selama revitalisasi, pelayanan dipastikan akan tetap jalan. Jika ada pelayanan yang harus dipindah, Ibnu mengatakan akan memanfaatkan kantor yang lain. “Tentu kita akan cari kantor yang bisa dimanfaatkan bersama yang penting pelayanan masyarakat tetap berjalan,” katanya. (azm)