Mataram (Inside Lombok) – Pengolahan sampah di Kota Mataram terus berjalan. Memanfaatkan pengolahan sampah organik, ibukota Provinsi NTB itu saat ini telah mampu menghasilkan 100-150 kilogram (kg) pupuk kompos per hari.
Kabid Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Vidi Partisan Yuris Gamanjaya menerangkan pupuk kompos saat ini sudah diproduksi di TPS Sandubaya. TPS itu saat ini hanya melayani pembuangan dua kecamatan, yaitu Cakranegara dan Sandubaya.
“Per hari 20-30 per sak. Satu sak itu isinya 5 kg. Pengolahanya disini lumayan bagus,” katanya, Senin (10/4) pagi di TPS Sandubaya. Dijelaskan Vidi, pupuk kompos yang dihasilkan untuk saat ini tidak diperjualbelikan.
Semua pupuk yang dihasilkan dari pengolahan sampah di TPS Sandubaya didistribusikan ke sekolah-sekolah yang membutuhkan. Selain ke sekolah, DLH Kota Mataram juga menyalurkannya ke masyarakat, khususnya kelompok pertanian.
“Kita tidak jual kalau pupuk. Kita kasih bantuan ke sekolah sama kantor-kantor butuh pupuk dengan bersurat ke kami, kami berikan. Banyak juga masyarakat yang minta pupuk, termasuk di wilayah Sandubaya,” katanya.
Diterangkan Vidi, DLH Kota Mataram berencana menjadikan sampah ranting pohon dan daun-daun menjadi pelet pengganti bahan bakar. Namun rencana ini belum bisa terealisasi karena belum ada alat yang digunakan.
Karena keterbatasan alat itu, sampah organik seperti daun dan lainnya tersebut diolah menjadikannya kompos. “Daunnya ini kita jadikan untuk kompos ini. Mesin kayunya itu saya bisa beli di triwulan ketiga, tahun ini kita coba untuk bikin pelet kayu untuk bahan bakar,” katanya.
Harga mesin tersebut sebesar Rp50 juta dengan kapasitas yang masih sedikit. “Kita beli satu dulu sebagai uji coba. Nanti kita lihat hasilnya dulu ini,” ujar Vidi. (azm)