26.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaDaerahPenambahan Sumur Bor untuk Atasi Kekeringan

Penambahan Sumur Bor untuk Atasi Kekeringan

=Mataram (Inside Lombok) – Musim kemarau yang belakangan ini terjadi mengakibatkan kekeringan di beberapa wilayah di NTB. Masyarakat pun terpaksa membeli air untuk memenuhi kebutuhan minum dan memasak. Mengatasi masalah itu, jumlah sumur bor di wilayah-wilayah rawan kekeringan rencananya akan ditambah.

Saat ini di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok sudah tersebar sekitar 600 sumur bor yang aktif memenuhi kebutuhan air masyarakat. Kendati, jumlah itu diakui belum bisa mencukupi saat terjadi kekeringan seperti saat ini.

“Ada 890 unit sumur bor itu tersebar di Pulau Sumbawa dan Lombok, yang aktif hanya 600-an, yang lainnya memang kondisi air tanah makin ke sini makin hilang. Biasakan 1 liter atau 2 liter, kita sudah tes uji di sana ternyata sudah tidak ada potensinya, jadi tidak kami aktifkan,” ujar Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (BWS NT) I, Tampang, Jumat (8/9).

Karena itu, perlu dilakukan penambahan jumlah sumur bor agar kebutuhan air masyarakat yang terdampak kemarau dapat terpenuhi. Nantinya dari BWS NT I akan menambah untuk sumur bor tersebut, bekerja sama dengan Dinas ESDM Provinsi NTB selaku pihak yang mengetahui zona-zona yang masih ada potensi air tanahnya.

“Kami koordinasi ke sana (Dinas ESDM NTB), mana zona-zona yang masih merupakan peta CAT (cekungan air tanah). Jadi begitu kami memprogramkan satu titik atau usulan dari Desa atau Kabupaten. Kita lihat dulu, disesuaikan dengan peta cat esdm apakah itu ada potensi air di bawah tanah atau tidak,” tuturnya.

Jika ada potensi CAT disana akan dilanjut dengan geolistrik. Yang mana geolistrik sendiri merupakan salah satu metode geofisik bertujuan mengetahui sifat-sifat kelistrikan lapisan batuan di bawah permukaan tanah. Nantinya dengan itu untuk menentukan kedalam berapa kira-kira ada potensi air di dalam tanah.

“Nanti pada saat kita ngebor pas dan kita tidak ngebor prank (salah) gitu, kurang lebih seperti itu,” katanya. Untuk kapasitas dari sumur bor sendiri, dari satu sumur saja mulai dari 1-15 liter. Di mana tergantung dari spot-spot cekungan air tanah tersebut. Kemudian untuk kedalamannya berkisaran 10-100 meter.

“Kalau kita pakai alat bor yang mobil truk itu sekitar kedalaman 50-100 meter, tapi kalau misalnya geolistrik cukup 10 meter, ya kita tidak perlu bor yang besar. Ya istilahnya kita pakai bor manual,” terangnya.

Sumur bor ini akan tetap berlanjut, bahkan BWS NT I tengah mengusulkan tambahan dana di Oktober 2023 untuk sumur bor. Berapapun nilainya jika ada usulan dari desa atau kabupaten yang kekurangan air dan membutuhkan sumur bor, pihaknya akan membantu.

“Kalau ada usulan kita selesaikan dengan peta CAT tadi dan kita laksanakan. Itu rata-rata kalau kita ngebor pakai peralatan yang mekanis itu kalau hanya di bor, airnya keluar di situ istilahnya pasang keran saja kita butuh dana kurang lebih Rp250 jutaan satu titik,” jelasnya.

Lainnya dengan pemasangan pipa sampai dengan tujuan tertentu atau pemukiman itu membutuhkan biaya kurang lebih Rp500 juta sampai Rp1 miliar. Kendati, adanya sumur bor yang masih aktifnya telah membantu para masyarakat yang kekurangan air.

“Untuk membantu yang bisa kita bantu, ini rencana juga ada satu di Lombok tengah (sumur bor) sudah ada masuk. Rencana tahun depan kita upayakan lagi, karena el nino ini ada potensinya lebih panjang dari prediksinya,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer