28.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiAntisipasi Lonjakan Inflasi, TPID NTB Sidak Pasar

Antisipasi Lonjakan Inflasi, TPID NTB Sidak Pasar

Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Tim TPID NTB menggelar sidak untuk mengecek stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok, seperti beras,bawang merah, bawang putih, cabai dan ikan di Pasar Mandalika, Bertais, Kota Mataram.

Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi menegaskan operasi pasar adalah salah satu upaya yang ditempuh untuk menjaga daya beli masyarakat terlebih menekan terjadinya inflasi akibat harga beras dipasaran. Sebagaimana menindaklanjuti direktif presiden RI bagaimana melakukan pengendalian inflasi, memastikan ketersediaan bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat.

“Tadi kami sudah mengecek beras dan lain sebagainya, komoditi-komoditi yang lain seperti harga bawang merah di kisaran Rp13-15 ribu per kilogram dan bawang putih Rp28-30 ribu per kilogram kemudian cabai seharga Rp50-60 ribu per kilogram,” ujar Gita usai Operasi Pasar Murah bersama Tim TPID NTB di Pasar Mandalika, Rabu (1/11).

Berdasarkan sidak yang dilakukan, diakui ada kenaikan tapi masih dalam kondisi normal. Bahkan stok yang ada dari hasil pantauannya kebutuhan komoditi-komoditi itu tersedia dengan memadai. Beras dijual pun kualitasnya sangat bagus dengan harga jual terjangkau didistribusikan oleh Bulog NTB.

“Kemarin ada pergeseran sedikit tapi yang pasti kebutuhan komoditi-komoditi selalu tersedia stoknya, ini di toko-toko yang menjual beras dengan harga 10.900 dengan kualitas beras bulog juga bagus,” katanya.

Selain itu memastikan ketersediaan bahan komoditi seperti cabai yang mulai meroket, seharga Rp60 ribu per kg, stoknya masih aman, baik dari petani dari Lombok Tengah dan Lombok Timur. “Kalau cabai dari Lombok Tengah dan Lombok Timur masih tersedia. Ikan upaya kita sampai desember itu akan ada angin barat, bagaimana kita tetap mampu ketersediaan ikan, kami telah bahas cold storage untuk kami segera mintakan,” imbuhnya

Pimpinan Wilayah (Pimwil) Bulog NTB, David Susanto mengatakan Januari hingga awal Oktober 2023 ini, Perum Bulog NTB telah menggelontorkan sekitar 17 ribu ton beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) di seluruh NTB, dalam rangka stabilisasi harga beras di pasar. Tingginya penyaluran beras SPHP ini tidak berdampak terhadap stok dimiliki, mengingat stok di gudang Bulog NTB sebanyak 19 ribu ton. Stok tersebut mencukupi hingga Januari maupun Februari 2024 mendatang dan distribusi SPHP.

“Dalam seminggu kita dua kali mendroping beras SPHP ke pasar baik itu Mandalika, Kebon Roek dan pasar lainnya di NTB. Kalau di Pasar Mandalika pada hari Senin dan Rabu, terdapat 17 titik pedagang yang kita drop,” ujarnya.

Selain itu, David melarang keras bagi pedagang atau mitra membuka keemasan beras SPHP untuk dijual eceran, jika ditemukan pihaknya tidak akan segan-segan akan menindak tegas dan memberikan sanksi berupa memutus pendistribusian.

“Tidak boleh beras SPHP itu dibuka kemasannya untuk dijual kembali, harus belinya lima kilo. Nanti kalau di ecer, identitasnya akan hilang. Kalau ditemukan pedagang atau mitra yang melakukan pengenceran dan membuka kemasan beras SPHP kita akan blacklist,” tegasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer