Mataram (Inside Lombok) – PT. Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) memberikan penjaminan Kredit Usaha Rakyat senilai Rp 3,39 triliun yang telah disalurkan oleh perbankan di NTB. Angka tersebut jika dipersentasekan sebesar 50 persen dari total KUR yang tersalur di NTB.
Pimpinan Cabang Askrindo NTB di Mataram, Slamet Ermayudi mengatakan, pihaknya untuk menjamin sebesar 50 persen dari total KUR, jika perusahaan penjaminnya hanya dua, yang artinya sekitar Rp7,86 triliun. Karena di NTB, KUR yang disalurkan perbankan dijamin oleh dua perusahaan yakni Askrindo dan Jamkrindo.
“Tapi data pastinya penyaluran KUR di NTB boleh divalidasi dengan data Dinas Koperasi dan UMKM NTB. Secara nasional KUR sebesar Rp 365,5 triliun tahun 2022. Tahun 2023 turun menjadi Rp 260 triliun,” ujar Slamet Ermayudi, di kantornya, Senin (29/1).
Sementara tingkat kredit macet KUR di NTB cukup tinggi. Kredit macet yang harus ditanggung tersebut bukan berasal dari KUR yang disalurkan oleh perbankan tahun 2023. Melainkan dari kredit macet, karena NTB mengalami bencana gempa tahun 2018 dan covid-19. Sehingga banyak nasabah KUR mengajukan restrukturisasi kredit.
“Itu kan jatuh temponya tahun 2022, 2023. Sehingga terjadilah los rasio, karena kredit macet kami membayar klaim sebesar Rp 132,8 miliar tahun 2022. Tidak sebanding dengan IJP (Imbal Jasa Penjaminan) yang dikucurkan sebesar Rp75,4 miliar,” terangnya.
Lebih lanjut, pada 2023 IJP Askrindo di NTB sebesar Rp 62 miliar karena adanya penurunan nilai KUR. Sementara klaim yang dibayar sebesar Rp 77 miliar. Kendati demikian, angka klaim ini masih terbilang cukup tinggi. Namun pihaknya masih ada laba di tahun 2023, lantaran ada subrogasi atau hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung.
“Kredit macet dari KUR yang sudah kami bayarkan ke bank penyalur tidak serta merta menghilangkan kewajiban nasabah untuk membayar. Tetap dibayar, dan masuknya ke kami untuk melunasi kewajiban hutang, karena klaimnya sudah kami bayar ke bank,” jelasnya.
Disisi lain, untuk asuransi umum nilai penjaminan dilakukan oleh Askrindo sebesar Rp2,02 triliun. Salah satunya yang dicover yakni asuransi kebakaran dan gempa bumi proyek salah satu hotel di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Sehingga total pada 2023 volume asuransi dan penjaminan kredit yang sudah dilaksanakan sebesar Rp7,5 triliun, termasuk penjaminan KUR. (dpi)