Mataram (Inside Lombok) – Badan Pangan Nasional dan Bulog kembali diminta menyalurkan beras bantuan pangan tahap II untuk mengatasi kemiskinan ekstrem dan stunting. Terlebih di tengah naiknya harga beras beberapa waktu belakangan.
“Tujuan dari bantuan pangan tahap II ini, yaitu untuk sebagai upaya berkelanjutan dan berkesinambungan dalam menangani stunting dan mengurangi kemiskinan ekstrim,” ungkap Pimpinan wilayah Perum Bulog NTB, David Susanto, Selasa (12/9).
Pemerintah melaksanakan penyaluran bantuan pangan tahap II ini dimulai pada awal September sampai November 2023. Penyaluran secara resmi sudah dilakukan pada Senin (11/9) kemarin. Termasuk di NTB, wilayah Lombok Timur menjadi tempat launching penerimaan bantuan pangan.
“Jumlah KPM di NTB 602.701 KPM, kalau di bentuk beras itu 6.270 ton se-provinsi NTB. Itu masyarakat yang menerima bantuan pangan,” ucapnya.
Program Bantuan Pangan tahap II yang dilakukan penyaluran serentak di seluruh Indonesia ini diberikan kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh wilayah Indonesia yang tercatat dalam data Kementerian Sosial. Adapun masing-masing KPM akan menerima sebanyak 10 kilogram (kg) per alokasi.
“Kalau selama 3 bulan itu akan mendapatkan 30 kg dan tiap bulan kita akan dropping. Yang sudah kita salurkan di kabupaten lombok timur, itu sejumlah kpm nya 145.078, itu mendapatkan sebanyak 1.450 ton beras. Kalau tiga bulan tinggal mengalikan 3 saja,” terangnya
Sementara di Lombok Timur ada 2 Kecamatan di salurkan bantuan pangan tahap II. Yakni di Kecamatan Sikur sejumlah 11.470 KPM atau 114 ton beras , kemudian ada Kecamatan Terara 11.136 KPM atau 111 ton beras. Penyaluran Beras Bantuan Pangan tahap II ini diberikan secara meluas di 38 Provinsi seluruh Indonesia kepada Keluarga Penerima Manfaat yang tercatat di data Kementerian Sosial. (dpi)