31.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiBeras Jadi Biang Kerok Penyumbang Inflasi Selama Dua Bulan di NTB

Beras Jadi Biang Kerok Penyumbang Inflasi Selama Dua Bulan di NTB

Mataram (Inside Lombok) – Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat pada Oktober 2023, inflasi NTB (y on y) sebesar 2,66 persen. Angka inflasi ini lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,56 persen. Sedangkan inflasi secara bulan ke bulan (m to m) di Oktober 2023 sebesar 0,30 persen. Lagi-lagi komoditi beras masih jadi penyumbang terbesar inflasi di NTB dua bulan belakangan ini.

“Terkait dengan harga besar sekarang ini masih sebagai penyumbang inflasi, karena harga beras sekarang masih mengalami kenaikan dibanding bulan lalu. Memang di akhir bulan oktober sudah ada di beberapa daerah (panen), semoga bisa mempengaruhi harga beras menjadi sedikit mengalami penurunan,” ujar Kepala BPS NTB, Wahyudin saat dihubungi, Rabu (1/11).

Berdasarkan hasil pemantauan, perkembangan harga berbagai komoditas secara umum menunjukkan kenaikan, termasuk harga beras. Meskipun mengalami kenaikan sedikit bisa mempengaruhi inflasi. Dimana komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi y–on–y pada Oktober 2023, antara lain beras, rokok kretek filter, angkutan udara, emas perhiasan, dan rokok putih.

“Kalau secara m to m komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi Oktober 2023, antara lain beras, angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit dan bensin,” katanya.

Sumbangan inflasi beras sebesar 0,1819 persen, angkutan udara 0,0835 persen, bahan bakar rumah tangga 0,0793 persen, cabai rawit 0,0489 persen dan bensin 0,0424 persen secara m to m. Sedangkan sumbangan inflasi secara y on y, beras sebesar 1,2374 persen, rokok kretek filter 0,2904 persen, angkutan udara 0,2817 persen, emas perhiasan 0,2144 persen dan rokok putih 0,1089 persen.

“Tentunya sangat diharapkan pemerintah menahan keluarnya gabah keluar daerah, hanya beras yang bisa keluar. Disamping adanya operasi pasar, bantuan perlindungan sosial kepada masyarakat yang terdampak kenaikan beras dan lain-lain,” jelasnya.

Pada Oktober 2023 kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi y–on– y adalah Kelompok makanan, minuman, dan tembakau cukup besar sumbungannya, yakni sebesar 1,4423 persen. Kelompok transportasi sebesar 0,4193 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,2528 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,1972 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,1239 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,0723 persen.

Kemudian ada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,0562 persen. Kelompok pendidikan sebesar 0,0537 persen. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,0334 persen. Kelompok kesehatan sebesar 0,0307 persen. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer